Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email

KEAJAIBAN GUNUNG BROMO

Minggu, 06 November 2011 | 1 komentar







Berapa banyak puisi yang tercipta dari indahnya bromo
Berapa banyak gambar terekam dari lensa foto tangan profesional dan amatir
dan inilah bromo......
yang terekam dari tanganku

Bakso Keju Goyang Lidah

Selasa, 12 Juli 2011 | 2 komentar

Persaingan makanan yang ketat membuat para produsen makanan berlomba-lomba membuat makanan yang inovatif untuk menarik konsumen. Bakso pun tidak luput dari sasaran. Kini bakso dijual dengan berbagai macam variasi, contohnya yang satu ini, bakso keju ala warung bakso goyang lidah.

Awalnya cuma mau coba aja ada warung bakso baru di wilayah Pisangan Baru Jakarta Timur, karena hampir seluruh warung bakso di daerah itu sudah kami jelajahi. Eh nggak taunya di dalam menunya ada bakso keju, langsung deh kami pesan. 

Lebih jauh tentang Kepulauan Seribu

Selasa, 12 April 2011 | 0 komentar

Setelah menjelajah ke beberapa pulau di kepulauan seribu, jadi penasaran dan mau tahu lebih lanjut apa benar pulau-pulau yang ada di kepulauan seribu jumlahnya seribu buah.

Mungkin karena banyaknya pulau-pulau yang ada di sana, termasuk yang kecil-kecil, maka seperti kebanyakan orang Indonesia yang malas menghitung maka kalau ditanya berapa jumlah pulau disana, akan dijawab ribuan.

Dari hasil googling dan melihat peta,  Jumlah pulau yang ada di kepulauan seribu sekitar 342 pulau, ini termasuk pulau yang sudah tenggelam atau tidak, tidak ada keterangan. Kepulauan seribu merupakan kabupaten di wilayah administratif DKI Jakarta yang terbagi menjadi 2 kecamatan, yaitu kecamatan Pulau Seribu Utara dengan 3 kelurahan, yaitu kelurahan P. Untung Jawa, Kelurahan P. Pari, Kelurahan P. Tidung dan kecamatan Pulau Seribu Selatan juga dengan 3 kelurahan, kelurahan P. Kelapa, Kelurahan P. Harapan, Kelurahan P. Panggang. 

Pulau-pulau tersebut ada yang berpenghuni alias ada penduduknya dan tidak, yang saya datangi kemarin bersama Komunitas Historia Indonesia (KHI) yaitu Pulau Kelor, Pulau Cipir, dan Onrust termasuk pulau yang tidak berpenghuni dan oleh pemerintah dijadikan sebagai Suaka Taman Purbakala Kepulauan Seribu karena mengandung sejarah di dalamnya dan harus dijaga, termasuk pulau Edam yang berada tidak jauh dari wilayah Jakarta Utara, dan Pulau Bidadari dekat Pulau Onrust, namun pulau Bidadari berpenghuni. Secara administratif pulau-pulau ini termasuk ke dalam kelurahan Pulau Untung Jawa yang letaknya paling dekat dari pelabuhan Muara Kamal.

Ada 11 pulau yang  berpenghuni, yaitu  yaitu: P. K
elapa, P. Kelapa Dua, P. Panggang, P. Harapan , P. Pramuka, P. Tidung, P. Besar, P. Payung Besar, P. Pari, P. Untung Jawa, P. Lancong Besar dan P. Sebira. dengan total jumlah penduduk kurang lebih 20.000 jiwa. Dari pulau-pulau ini ada yang sudah menjadi milik pribadi, seperti pulau Bidadari. Yang menjadi favorit untuk dikunjungi saat ini adalah pulau Tidung, karena keindahannya dan menjadi tempat yang cocok untuk snorkeling, Perjalanan ke pulau ini membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam dari Pelabuhan Muara Angke.

Di wilayah kepulauan seribu juga terdapat zona konservasi laut bernama Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNKS) yang meliputi 8 pulau dengan ketinggian tidak lebih dari 3 m dpl dan semuanya merupakan gugusan karang. Artinya pulau-pulau tersebut terbentuk dari koloni binatang karang yang sudah mati, kemudian karang itu muncul ke permukaan laut dan ditumbuhi aneka tumbuhan dan terjadilah daratan.

Yang termasuk TNKS adalah P. Panggang, P. Pramuka, P. Matahari, P. Kotak, P. Sepa. Pulau Sepa termasuk yang banyak dikunjungi oleh para divers (penyelam). Kalau saya membaca catatan para backpackers tempat ini sangat indah untuk snorkeling dan tempat yang tepat untuk latihan menyelam untuk mendapatkan open water certificate pulau ini juga merupakan tempat konservasi penyu sisik  dan penyu hijau yang merupakan satwa langka. Akses menuju pulau ini adalah  melalui Pelabuhan Marina Ancol dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam.

Tuh kan ternyata ada juga ya tempat-tempat yang indah dan wilayahnya tidak jauh dari Jakarta, dan memang wilayah Jakarta. Tempat-tempat tersebut kalah tenar dengan Bali atau Anyer, karena memang aksesnya yang agak sulit, jadi terkesan mahal kalau untuk bepergian kesana.

Sekarang banyak orang yang sudah menjelajah tempat-tempat tersebut, banyak travel juga yang menawarkan paket-paket ke pulau-pulau tersebut. Tapi buat yang berjiwa petualang bisa bepergian sendiri, start dari pelabuhan Muara Angke, Muara Kamal, atau Pelabuhan Marina Ancol. Tinggal pilih transportasi yang akan mengantarkan ke pulau-pulau tersebut, karena bisa menggunakan kapal feri atau menggunakan kapal kayu nelayan.

So….lets we backpacking

 

Gelar Haji di Indonesia

Satu-satunya Negara yang memberikan gelar Haji di depan nama orang yang sudah pergi haji adalah Indonesia, bahkan di Arab sendiri tidak ada pemberian gelar haji untuk orang-orang yang telah menunaikan ibadah haji. Dari Historical Island Adventure kemarin saya jadi tahu sejarah pemberian gelar tersebut. 
 
Sekitar tahun 1900-an,  orang yang pergi melaksanakan haji biasanya akan bertahan di tanah Arab paling sedikit 3 bulan, karena mereka tidak sekedar melaksanakan ibadah haji namun juga belajar agama kepada ulama-ulama terkemuka disana. Belanda yang saat itu berkuasa memiliki kekhawatiran terhadap orang yang menunaikan ibadah haji tersebut yaitu mereka akan menyebarkan paham Islamisme yang didapatnya sekembalinya di Indonesia.

Kekhawatiran Belanda itu berbuah kenyataan karena hampir semua pimpinan perlawanan terhadap Belanda adalah mereka yang telah menunaikan ibadah haji. Untuk mengawasi orang-orang yang melakukan ibadah haji maka Belanda melakukan karantina haji dengan alasan menjaga kesehatan.

Maka sejak tahun 1911-1933 Pulau Onrust dan Pulau Cipir menjadi tempat penginapan sementara calon jemaah haji sebelum mereka bertolak ke Mekah dengan menggunakan kapal uap. Di Onrust mereka dikarantina 3 bulan, perjalanan pulang- balik 2 bulan, di Mekah 3 bulan, dan akan dikarantina lagi 3 bulan di Pulau Onrust sekembalinya dari Mekah. 
Di Pulau inilah para jemaah haji itu akan dicuci otaknya agar tidak menyebarkan paham-paham Islamisme di tengah-tengah masyarakat. Jika ada yang membangkang maka akan disuntik mati di pulau ini dengan alasan sakit. Jadi sekitar tahun itu nenek atau buyut kita yang akan menghabiskan waktu sekitar 1 tahun bila akan melaksanakan ibadah haji.
Setelah selesai karantina, mereka yang telah menunaikan ibadah haji  diberikan gelar haji di depan nama mereka dan membuat mereka bangga dengan gelar tersebut, padahal gelar itu diberikan agar Belanda mudah menyirikan orang-orang tersebut ketika sudah kembali ke daerahnya masing-masing, misalnya di daerah A ada 3 haji, di daerah B ada 5 haji.  Jika terjadi pemberontakan Belanda mudah untuk menangkap orang-orang tersebut.

Sampai  sekarang tradisi pemberian gelar haji terhadap orang yang sudah menunaikan
ibadah haji di Indonesia masih ada. Ketika sudah tahu siapa yang memberikan gelar haji tersebut, apakah masih bangga dengan gelar H. di depan nama kita??


Pusat Primata Schmutzer

Selasa, 05 April 2011 | 2 komentar

Di dalam Taman Margasatwa Ragunan, terdapat Pusat Primata Schmutzer. Pusat Primata yang dimiliki Indonesia ini adalah yang terbesar di dunia, wow. Terdapat sekitar 25 spesies dari 5 ordo primata, termasuk di dalamnya Orang Utan yang asli Indonesia dan hampir punah karena diperjual belikan.

Masuk ke kempat ini kita harus membayar tiket lagi seharga lima ribu rupiah. Lalu tas kita harus dititipkan, sebungkus permen pun kita tidak diperbolehkan membawanya. Yang boleh hanya kamera dan benda berharga lainnya.

Tempat ini memang dirancang sedemikian rupa seperti habitat asli para primata, karena sebagai tempat konservasi, jadi kita juga harus menjaga kebersihan.

Kenapa sih dinamakan Pusat Primata Schmutzer. Di pintu masuk kita bisa mendapatkan info bahwa penggagasnya adalah Ibu Schmutzer dan Bapak John Aspinall. Ibu Scmutzer memberikan seluruh harta warisannya kepada Bapak Smith sebagai ketua The Gibbon Foundation untuk membuat pusat primata di Ragunan .Sayangnya Ibu Schmutzer sudah meninggal dunia sebelum tempat ini selesai dibangun. 

Tempat ini diresmikan pada tanggal 20 Agustus 2002. Dan dikelola oleh The Gibbon Foundation, baru pada tahun 2006 diserahkan sepenuhnya kepada Taman Margasatwa Ragunan.


Dari atas sini kita bisa melihat secara langsung para primata yang ada di bawah.  Di atap terdapat keterangan-keteranagan tentang primate yang ada disini


Bisa melihat lebih dekat lagi primata di dalam trowongan Orang Utan. Maksudnya bukan di dalamnya bisa bertemu langsung dengan Orang Utan. Itu sih serem bisa berantem nanti kita dengan orang utan. Tapi di dalam terowongan itu kita terdapat kaca besar sehingga bisa melihat pemandangan langsung orang utan yang ada luar.


Ragunan, Kebun Binatang Pertama di Indonesia

Kamis, 24 Maret 2011 | 0 komentar

Minggu, 20 Maret 2011, sampai juga di Kebun Binatang Ragunan—kebun binatang pertama di Indonesia yang dibangun tahun 1864. Indonesia belum merdeka ya saat itu. 

Tentu saja pertama dibangun letaknya bukan disini, di daerah Ragunan, Jakarta Selatan, melainkan di daerah Cikini, namanya juga masih berbau-bau londo Planten En Dierentuin artinya Tanaman dan Kebun Binatang.
Nah, baru tahun 1964 dipindahkan ke daerah Ragunan ini. Tahun ….disahkan oleh Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, Bapak Ali Sadikin dan namanya berubah menjadi Taman Margasatwa Ragunan. Tapi sampai sekarang kita masih menyebutnya dengan nama Kebun Binatang Ragunan. 

Kesininya naik busway nih. Sebenarnya enak juga sih naik busway karena langsung sampai depannya. Itu kalau buswaynya lagi kosong, tapi kalau penuh, agak males juga. Tapi untunglah pagi ini buswaynya lagi kosong, jadi sangat menikmati perjalanan kali ini.



Setelah membayar tiket masuk, maka dimulailah petualangan melihat aneka jenis satwa yang ada didalamnya. Perjalanan berhenti pertama kali pada kandang burung Nuri Merah Punggung Kuning, sayang susah banget difotonya. Perjalanan pun lanjut ke tempat primata alias nengokin uwa kita nih.



Perkenalkan, aku adalah Owa Jawa, warnanya keabu-abuan.

Ini jenis Owa Bilou. Liat bagian seperti balon yang ada di bawah wajahnya deh. Balon itu kadang mengempis kadang mengembang seperti ini. Nggak ada penjaganya sih, jadi nggak bisa nanya kenapa seperti itu. Sepertinya mengembang dan mengempisnya seiring dengan nafasnya.

Nah ini yang paling berisik nih, karena terus bersuara. Namanya……waduh nggak kefoto namanya.




Liat deh bagian pantatnya, warnanya merah jambu. Ini spesies Macaca tonkeana, kalau di Bahasa Indonesiakan jadi Boti. Lucu ya.

Lanjut…….siap-siap nyali ya, karena kita akan masuk ke kawasan reptile.



Ini sanca albino


Yang paling besar di tempat ini. Sanca kembang. Lihat besarnya memenuhi kolam. Bergidik juga sih melihatnya.

Ularnya lagi ganti kulit. Liat itu kulit yang dibuang.


Kura-kura termasuk reptile ya


Ey, ada Varanus Salvator alias Biawak. Satu family dengan Varanus Komodoensis, sayang disini sepertinya tidak ada komodo.

Dari tempat ini terdengar pengumuman, kalau jam 10 WIB aka nada parade satwa. Kita bisa berfoto langsung dengan hewan yang dibawa. Wah siap-siap nih ke jalan utama biar bisa lihat parade hewannya.




Selesai berfoto-foto ternyata ada ‘birdshow’. Cukup beruntung juga kerena sepertinya tidak setiap minggu ada pertunjukan ini. Banyak stasiun TV yang meliput pertunjukan ini. Birdshownya cuma memperlihatkan 2 burung yang sudah hamper punah, yaitu elang laut dan elang bondol. Perlu tahu nih. Elang Bondol adalah maskot daerah DKI Jakarta, karena tatapan matanya yang tajam. Dan katanya ini burung yang paling pintar dan imajinatif, cepat tanggap. Saking pintarnya burung ini bisa melepaskan ikatannya sendiri.

Kalau ke tempat ini lebih baik bawa makanan dan minuman sendiri. Ada sih yang jual makanan dan minuman tapi harganya bisa sampai 2 kali lipat. Kalau bawa makanan dari rumah, kita bisa memakannya di hamparan rumput yang hijau. Wuih ada kebersamaan sambil menikmati alam.


Gajahnya kok kelihatan sedih ya. Oh ya perhatian jangan pernah memberikan makanan kepada satwa-satwa yang ada disini, karena makanan-makanan tersebut sebenarnya tidak dapat dicerna oleh satwa tersebut sehingga akan membuat gangguan pencernaan. Tapi masih ada saja yang memberikan snack yang dibawa pengunjung dari rumah, padahal permberitahuan sudah ditulis dimana-mana.


Rasanya tidak cukup waktu untuk mengitari kebun binatang yang luasnya 140 hektar dengan …..spesies. Namun ada kereta keliling yang bisa membawa kita mengelilingi kebun binatang, tentunya tidak detil perjalanannya, karena hanya dalam waktu 15 menit. Tiketnya 5000 rupiah. Ada juga penyewaan sepeda, bayarnya Rp 7.500-Rp 15.000 tergantung jenis sepedanya.

Mau coba menaiki gajah ataupun kuda? Bisa. Bayarnya pun 5000 rupiah

Seru juga sih berwisata kesini. Kalau yang suka bersepeda bisa bawa sepeda dari rumah. Yang paling penting kita bisa mempelajari spesies satwa yang ada disini sekaligus belajar nama latinnya.

***
Tiket masuk (dibawah umur 12 tahun) : RP 3000
Dewasa :Rp 4000
Asuransi :Rp 500





Yuk Saling Sapa

Senin, 21 Februari 2011 | 0 komentar

Nama pembuatnya adalah : Muhammad Yahya Harlan. Kebetulan Yahya ini adalah anak dari salah seorang alumni ITB : Yan Harlan (AR84).

Muhammad Yahya Harlan berhasil menjadi anak muda dan termuda pertama yang membuat situs jejaring sosial khusus muslim pertama di indonesia.

Salingsapa.com (SS) adalah situs yang dibuat atas dasar kewajiban islam untuk bersilaturahmi, banyak silaturahmi banyak rezeki, dan salingsapa.com bertujuan untuk membantu mempermudahkan itu.

Kelebihan SS dibanding situs jejaring sosial lainnya adalah dibuat oleh anak 13 tahun yang HEBAT dan memiliki konten - konten islam, selain itu SS juga diutamakan menjadi sarana dakwah antar umat muslim, SS sekarang memiliki lebih dari 1000 member.

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Muhammad Yahya Harlan mempercantik situs jejaring sosial ciptaannya dengan berbagai fitur Islami. Pengguna situs ini bisa mengaji sampai mendengarkan ceramah.

Bocah SMP ini memang meniatkan SalingSapa.com sebagai situs yang mengajak pada kebaikan.
Dengan niat itulah siswa kelahiran 25 Juli 1998 ini pun membuat fitur-fitur Islami. Di situs jejaring sosialnya, ia membuat fitur Khazanah dan Al-Quran.

Dua fitur ini belakangan ternyata banyak digandrungi oleh penggunanya. Dalam dua minggu setelah diluncurkan hingga hari ini sudah mencapai 5.400 penggunanya.

"Di fitur Khazanah, user bisa mendengarkan ceramah-ceramah darai banyak ustad. Sedangkan di fitur Al-Quran, user bisa membaca Al-Qurang dari Juz 1 sampai 10, lengkap juga dengan terjemahannya. Atau hanya untuk mendengarkan ayat-ayat Al-Quran, juga bisa diklik di fitur ini," terang siswa yang hobi mengotak-atik komputer dan main gitar ini.

Selain dua fitur ini, Yahya juga mencantumkan fitur radio yang bisa diperdengarkan selama 24 jam. Dan fitur-fitur lainnya yang hampir sama dengan jejaring sosial umumnya seperti wall (dinding), foto, teman, dan lain-lain.

Hanya saja,ujar Yahya, ia harus bekerja ekstra dengan sang ayah untuk memantau jejaring sosialnya sekaligus menghapus user yang mencoba memasukan content-content negatif ke Salingsapa.com.

"Kendala lainnya server yang kurang kuat. Server kita kecil sekali, padahal harus menampung pengguna yang semakin banyak untuk bergabung di Salingsapa.com," kata siswa yang berniat ingin membuat game edukasi bernuansa Islami ini.

sumber: dari berbagi sumber

Ciliwung, Dulu dan Kini

Minggu, 20 Februari 2011 | 0 komentar



Suatu siang di suatu hari saya berpayung ria dengan teman saya mengitari Ciliwung di Jatinegara. Serasa Noni-noni Belanda yang berpayung sambil menikmati angsa yang berenang anggun di atasnya. Tapi saya bukan noni-noni Belanda, saya pribumi asli yang sedang kepanasan, membandingkan Ciliwung Dulu dan Sekarang.

Pernah membayangkan minum air dari sungai Ciliwung?
 
Huek….huek….
Jangan membayangkan sungai Ciliwung di masa sekarang , hitam, penuh sampah. Tapi pernah tidak membayangkan ada air yang bersih di sungai Ciliwung, kita bisa menyiduk airnya langsung untuk diminum, atau kita bisa berperahu dengan santai diatasnya seperti yang terlihat di Venezia.

Mimpi kali……..

Untuk sekarang itu memang hanya mimpi. Tapi tidak untuk beberapa abad silam.

Membaca tentang cerita tempo dulu, disebutkan sekitar abad 15-16 Ciliwung merupakan sebuah sungai indah, berair jernih dan bersih, dibangun secara artistik mengalir di tengah kota. Bebas, tidak berlumpur,dan tenang. 



Menurut cerita itu, Ciliwung mampu menampung 10 kapal dagang dengan kapasitas sampai 100 ton masuk dan berlabuh dengan aman di Sunda kelapa. Banyak kapten kapal tersebut singgah untuk mengambil airnya yang segar  untuk diisikan ke botol dan guci mereka. Para noni-noni Belanda juga senang berpiknik di tepian sungai itu sambil menikmati angsa-angsa yang hidup bebas di atas sungai Ciliwung.





Berkat sungai ciliwung yang bersih, Batavia (nama Jakarta pada masa itu) mendapat julukan ‘Ratu dari Timur’,  dari para pendatang asing karena keindahannya dan tidak kalah dengan Venezia.

Hmmm saya jadi membayangkan......

Terbayang kan betapa indahnya Ciliwung pada masa itu, hampir tidak percaya memang kalau Ciliwung yang sering saya lihat kalau melewati daerah Jatinegara pernah menjadi primadona pada saat itu.

Sekarang yang saya lihat dari Ciliwung adalah sebuah sungai kecil dengan pemandangan rumah-rumah kecil bahkan bisa dibilang kumuh di kiri dan kanannya. Kalau sedang surut airnya, terlihat lumpur hitam dan sampah yang menggunung terutama sampah plastik.  Kalau sedang turun hujan terlihat airnya yang berwarna keruh juga bercampur dengan sampah.



Kini Ciliwung menjadi salah satu kambing hitam terjadinya banjir di Jakarta karena Intensitas curah hujan yang tinggi tapi sungainya tidak mampu menampung air karena terjadinya pendangkalan sungai.

Kok bisa sih sungai yang dulunya indah, berair jernih menjadi kotor seperti sekarang. Bahkan sekarang mendapat julukan ‘tempat pembuangan sampah dan tinja terpanjang di dunia’. Sungguh ironis.

Banyak faktor yang membuat pencemaran di sungai Ciliwung. Beberapa sumber mengatakan penyebabnya dikarenakan meletusnya Gunung Salak pada tahun 1699. Bencana tersebut menyebabkan iklim Batavia menjadi buruk, parit-parit tercemar, termasuk Ciliwung.

Ada yang mengatakan penyebabnya adalah arus urbanisasi yang besar dari berbagai daerah ke daerah Jakarta. Para urban tersebut kemudian bermukim di Jakarta bahkan juga menempati bantaran sungai Ciliwung dan terlihat sampai sekarang. Mereka melakukan aktivitas MCK di sungai Ciliwung, bahkan membuang sampah pun tidak hanya dilakukan oleh warga yang tinggal di bantaran sungai tersebut, tapi ada warga lain yang benar-benar secara sengaja membuang sampah ke sungai tersebut. 


Dan lagi-lagi perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan menjadi sebab.Tapi saya sepakat dan memang begitulah kenyataanya. Sedikit demi sedikit kemudian sampah-sampah itu menjadi bukit sampah di dalam Ciliwung. Tidak hanya sampah kebutuhan sehari, tapi terkadang ada juga lemari atau tempat tidur yang sudah tidak terpakai mengapung di Ciliwung karena memang sengaja dibuang.  Sadar atau tidak sadar membuang sampah, kini sudah menjadikan ciliwung berubah jelek.


Jangankan meminum airnya, berperahu diatasnya juga tidak bisa. Pernah pemerintah membut alternatif untuk mengatasi kemacetan ibukota dengan membangun angkutan air yang melintasi Ciliwung, tapi tidak beroperasi dengan baik karena baling-balingnya selalu tersangkut sampah dari dalam sungai sehingga perahu tidak bisa berjalan.

Pemerintah katanya tengah berbenah lagi untuk mengatasi sampah yang ada di Ciliwung dengan melakukan pengerukan sampah, penertiban rumah-rumah disepanjang bantaran sungai. Apapun itu, selambat apapun itu, tapi jika kita masih suka membuang apapun kedalamnya. Ciliwung tidak akan pernah bersih sampai kapanpun. Dan cerita tentang Ratu dari Timur itu hanya legenda.

Memang sih mengembalikan Ciliwung seperti masa keemasanya dulu adalah hal yang mustahil, ciliwung yang sudah menghitam tidak akan mungkin bisa kembali jernih, apalagi bisa meminum airnya, tapi minimal kita bisa menjaganya agar tidak semakin parah. Sekarang saja kondisinya sudah seperti itu apalagi nanti.


Sekecil apapun pasti akan berpengaruh pada kondisi sungai tersebut. Seperti tidak membuang sampah sembarangan. Klise memang, tapi buktinya masih banyak yang membuang sampah sembarangan secara sadar maupun tidak sadar, meskipun hanya sampah sebungkus permen yang tidak banyak artinya.

Nyatanya, dari satu bungkus sampah itu akan sangat berarti, meskipun kita tidak membuangnya secara langsung kedalam Ciliwung. Bila mengabaikannya akan membuat jutaan ton sampah bungkus permen. Dari jutaan ton itu akan bertambah terus, bisa jadi tidak hanya Ciliwung yang tertutup sampah, tapi juga Jakarta. Dan kalau memperhatikannya kita bisa mengurangi sampah  permen sampai jutaan ton dan ikit andil dalam menyelamatkan bumi meskipun kecil, tidak terlihat, dan sepele.

Tidak harus menunggu orang lain, tidak harus menunggu pemerintah. Tapi kita sendiri yang harus memulai, mulai dari saya. 


Untuk kita, untuk Jakarta, untuk anak cucu kita, bahkan untuk dunia.


referensi: 
Jakarta Tempo Doeloe, 1989- Djulianto Susantio


Pulau Komodo Terancam dicoret dari Finalist 7 Keajaiban Dunia

Senin, 07 Februari 2011 | 0 komentar

Indonesia patut berbangga karena Pulau Komodo masuk dalam deretan 28 finalis the new 7 wonders, setelah melalui tahap seleksi dimulai dari tahun 2008, mengalahkan 440 kandidat lainnya.
 
Dunia pun diikutsertakan untuk bisa memilih kandidat tersebut melalui voting di situs resmi www.new7wonders.com ataupun melalui telepon.

Ranking Indonesia dalam vote tersebut turun naik. Pernah menjadi urutan tiga terbesar dari bawah, pernah sampai diurutan 15 besar, juga 10 besar. 

Tiba-tiba ada berita mengejutkan bahwa The New7 Wonders Foundation-lembaga internasional penyelenggara new 7 wonders,  terpaksa akan menangguhkan Pulau Komodo sebagai finalist new 7 wonders of nature karena pihak pemerintah dan konsorsium swasta di Indonesia dinilai tidak menghormati kontrak dengan lembaga tersebut. 

Pihak ‘The New7Wonders Foundation‘ mengaku telah menempuh berbagai cara dan memberi waktu kepada pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan hal ini. Termasuk dengan mengirimkan surat kepada Presiden RI. Namun hingga akhir Januari, pemerintah RI dinilai tidak memberikan respon positif. Karenanya keputusan untuk menangguhkan bahkan mencoret pulau Komodo dari daftar peserta New 7 Wonders diumumkan. Termasuk pembatalan Jakarta sebagai tuan rumah Penganugerahan dan Deklarasi Pemenang New 7 Wonders pada 11 November 2011.

Menurut Jero Wacik (Menteri Kebudayaan danPariwisata), Indonesia tidak bersedia menjadi tuan rumah Penganugerahan dan Deklarasi Pemenang 7 Keajaiban Alam Dunia pada tanggal 11 Nopember 2011 lantaran pihak ‘The New7Wonders Foundation‘ meminta pembayaran sebesar US$ 45 juta atau sekitar Rp 400 miliar. Dan yang menawari menjadi tuan rumah Penganugerahan dan Deklarasi Pemenang 7 Keajaiban Alam Dunia adalah pihak ‘The New7Wonders Foundation‘. Bukan Indonesia yang meminta.

Setelah dipikir-pikir, Wacik menyatakan biaya tersebut terlalu mahal dan tidak sepadan dengah hasil yang akan didapatkan. “Padahal Untuk pendaftaran awal, satu objek wisata sudah dipunggut biaya USD199. Lebih-lebih jadi tuan rumah belum tentu menang. Saya berhitung dan tidak menuruti dengan berat hati.”

Keputusan dicoret atau tidaknya Pulau komodo dalam daftar 28 finalis new 7 wonder akan diumumkan malam ini tanggal 7 Februari 2011. Jika ternyata pulau komodo dieleminasi, maka pemerintah akan menempuh jalur hukum.

Semoga saja pulau komodo tidak akan dicoret.
Meskipun demikian masih terbuka lebar untuk memvote Komodo, sehingga bisa menjadikannya salah satu dari tujuh keajaiban dunia.


Caranya klik http://www.new7wonders.com/community/en/new7wonders/new7wonders_of_nature/voting

Dukung Pulau Komodo Yuk!!!

Jumat, 04 Februari 2011 | 0 komentar

Sudah dukung Pulau Komodo??
Pulau Komodo berada di urutan 12 (5 Februari 2011), bersaing dengan 28 finalis lainnya di dunia

Ayo teman vote Pulau komodo satu-satunya finalis dari Indonesia untuk menjadi 7 keajaiban dunia, karena Candi Borobudur sudah tereleminasi menjadi 7 keajaiban dunia buatan manusia:(

Pemerintah RI kini tengah mempersiapkan Taman Nasional Komodo, Flores, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur . Dalam pemilihan tujuh keajaiban baru alam yang kini sedang berlangsung, panitia mengajak dunia memilih wisata alam yang terbentuk secara natural oleh alam. Taman Nasional Komodo merupakan satu-satunya tempat di dunia yang ditinggali hewan purba komodo.

Pemilihan tujuh keajaiban baru alam tersebut dilakukan secara online di web www.new7wonders.com. Saat pemilihan dibuka pada Juli 2007, tercatat ada 441 kandidat keajaiban baru alam dari 222 yang diusulkan ke panitia. Di antara jumlah itu, panitia menyeleksi dari jumlah suara yang masuk, sehingga tinggal 261 kandidat.
,

Wisata Kuliner Malang

Sabtu, 29 Januari 2011 | 2 komentar

Ketika mengunjungi kota Malang di awal tahun 2011,makanan yang  sudah ada ada dalam benak untuk dicicipi adalah bakso/bakwan Malang. Bagimana sih rasanya makanan itu di tempat asalnya. Ternyata selain itu banyak sekali makanan yang patut dicoba karena rasanya enak. Yang  membuat saya kaget harganya itu lho murah-murah,


1.    Tahu campur
Ini numero uno karena makanan ini belum ada di Jakarta. Karena sukanya, saya makan 3 kali, 2 di tempat yang sama, dan 1 di Pasar Besar Malang.
Tahu yang harusnya komposisinya lebih banyak,  karena namanya tahu campur malah seimbang dengan bahan  campuran lainnya. Sayuranya ada selada dan toge, ada getuk singkong, soun, sedikit irisan ketupat, lalu disiram kuah yang seperti soto dan diberikan daging-daging tetelan/jeroan. Tetelanya bersih, jadi saya suka sekali apalagi dimakannya panas-panas, untuk menghalau udara dingin kota Malang. Sebelum makan, diaduk dulu biar petis yang ada dibawahnya tercampur. Eh ternyata harganya murah cuma 5000/porsu, kalau beli di pasar besar 6000 /porsi.


2.    Bakwan Malang
Bentuk dan isinya tidak jauh beda dengan yang dijual di Jakarta. Untuk bakso Malang keliling harga persatuanya 500 rupiah. Rasanya lebih enak, dan disediakan tambahan selada dan soun selain mie kuning. Sounya lucu, selain diameternya lebih besar dibandingkan dengan yang ada di Jakarta, warnanya pun biru.


3.    Cilok
Ini versi mini dari bakwan malang, ada kerupuk, bakwan, tahu, dan lain-lainya yang potonganya lebih kecil. Makannya tidak pakai kuah, tapi bumbu kacang atau saos tomat kemudian dicolok dengan lidi karena itulah inti dari cilok, aci dicolok. Makanan ini bertebaran dimana-mana, di depan stasiun kota baru Malang ada. Ada juga versi cilok bakar, bahan-bahanya dibentuk seperti sate kemudian dibakar, Rasanya lebih seru, saya suka dengan tahunya, tahunya ini dibagian tengahnya diberi sagu, jadi ketika dibakar rasanya seperti kikil, kenyal-kenyal.


4.    Tahu petis
Ternyata petis tidak hanya ada di Surabaya, tapi hampir sebagian besar makanan di Malang memakai petis tapi rasanya lebih manis. Saya menemukan makanan ini di alun-alun Kota Malang, saya pikir seperti apa, ini semacam camilan. Tahu coklat yang bentuknya kotak dibelah tidak sampai habis di tengah-tengah, dimasukkan petis yang sudah dicampur kacang.  Waktu saya membeli ada yang sedang makan disitu yang memasukkan bumbu petisnya sendiri ke dalam tahu, lalu memasukkan tanganya ke dalam botol kemudian melumurinya di bagian luar tahu, ketika saya tanya apa yang ada dalam botol itu, ternyata itu adalah garam, dicampur garam jadi lebih asin. Rasanya jadi seru, manis, asin, dan pedas, karena disediakan cabe rawit. Harganya 500 rupiah, ada juga yang jual 300 rupiah.




5.    Cwi mi Malang
Makanan ini sudah banyak ditemukan di Jakarta,  tapi untuk harga di tempat asalnya lebih murah, 6000 untuk satu porsi dengan bakso 2 buah. Murah kan, di Jakarta harganya 9000 belum pakai bakso.


6.    Mie Ayam Jakarta
Orang Malang menyebutnya begitu, Karena bentuknya seperti mie ayam yang dijual dijakarta, pakai sawi dan cincangan ayam yang warnanya coklat, harganya bikin kaget 3000 rupiah, di Jakarta mie ayam pinggir jalan aja harganya sudah 6000-7000 rupiah


7.    Lalapan
Harganya 7000. Saya kaget, kalau ini sih jauh lebih mahal dari Jakarta yang harganya cuma 2500, bahkan gratis kalau membeli ayam bakar/goreng. Ternyata lalapan ini seperti pecel ayam, dengan bumbu dan lalapan, tinggal pilih mau ayam, lele, atau mujair. Hahaha, Habis di spanduk tempat makanya lalapanya ditulis besar-besar, baru di bagian bawahnya ditulis kecil, ayam, lele, mujair.

Manfaat Apel

Kalau berbicara tentang Malang, pasti yang langsung terbersit di benak adalah apel. Dan kalau berbicara tentang apel pasti kelanjutanya DIET. Kenapa sih apel bagus untuk diet. Ini nih info yang saya dapat dari majalah kereta (bahasanya sudah ada yang ditambah dan dikurangi ).

1.    Apel mengandung serat sebanyak 5 gr atau 20% dari kebutuhan asupan harian, sehingga dengan menkonsumsi apel sudah memenuhi kebutuhan akan asupan. Karena keras, apel harus dikunyah dengan sabar. Inilah yang memberikan sinyal pada tubuh untuk merasa kenyang sebelum terlalu banyak mengonsumsi kalori. Pemanis alami dalam apel memasuki aliran darah secara bertahap sehingga menjaga kadar gula darah dan tingkat insulin tetap stabil. Ini yang menjadi penyebab merasa kenyang lebih lama.

2.    Membantu bernafas lebih mudah
Perempuan yang mengonsumsi apel saat hamil akan melahirkan anak dengan risiko penyakit asma yang berkurang. Buah ini juga dapat melindungi paru-paru orang dewasa.

3.    Mampu melawan kanker
Beberapa senyawa dalam apel dapat mengekang pertumbuhan sel kanker, dan akan bekerja lebih maksimal jika dimakan seluruhnya (kecuali biji dan batang). Orang yang mengonsumsi apel lebih dari satu dalam sehari akan menurunkan risiko beberapa jenis kanker sebesar 9-42%

4.    Membuat pintar
Produksi asetikolin pada apel yang diperkirakan dapat menjaga otak tetap tajam, karena dapat mentransmisikan pesan antara sel-sel saraf sehingga berpotensi mengurangi terkena penyakit Alzheimer.
Tapi sepanjang saya ada di Malang, belum ketemu sama pohon aple. Wisata Agro Kusuma (kebun apel) adanya justru di Batu, bukan di Malang. 

Mencari Senja

Jumat, 28 Januari 2011 | 0 komentar

Aku mencintai senja
teramat
hingga akhirnya aku bosan
hanya dengan senja
sehingga tidak memedulikan kapan senja berwarna jingga, merah jambu, atau kelabu

Seperti apakah senja di belahan tempat yang lain?

Sejengkal Menikmati Indonesia

Kamis, 27 Januari 2011 | 0 komentar

Perjalanan ke Malang di awal tahun 2011, membuat saya lebih excited untuk mengeksplor kota-kota lain yang ada di Indonesia. 

Gara-gara teman juga sih yang bilang sewaktu saya mengajaknya backpacking ke Singapura, “Kenapa tidak kita eksplor Indonesia dulu baru jalan-jalan ke luar negeri.”

Bukan untuk gaya-gayaan, tapi ongkos ke Singapura lebih murah daripada ongkos ke Bunaken. Iya nggak. karena tempatnya yang mengharuskan berganti kendaraan lagi setelah turun dari pesawat. Ini sebenarnya PR buat pemerintah nih, kenapa jadinya orang pribumi lebih suka jalan-jalan ke luar negeri daripada jalan-jalan di negeri sendiri. Padahal Indonesia tuh punya pesona alam yang luar biasa.

Tapi itu tidak menyurutkan niat. Gara-gara Malang, saya mau coba bisa nggak ya jalan-jalan dengan buget yang minim. Backpacking gitu maksudnya. Menyusuri sekaligus beberapa kota dalam sekali jalan.

Sebenarnya dari Malang mau menyusuri kota lain di Jawa Timur, sekalian ke Surabaya terus naik feri ke pulau Madura dan pulangnya menikmati senja di Suramadu. Tapi karena waktu jadi belum kesampaian. Sayang banget.  

Malang yang membuka jalan untuk saya mau mendaki, tidak hanya gunung Bromo, tapi juga gunung Semeru. Malang membuat saya terus ingin melaju ke arah timur lagi sampai Banyuwangi, kemudian  menyeberangi selat Bali dan berada lah saya di bali, kemudian menyeberang lagi sampai ke Lombok, kemudian menyeberang lagi ke Sumbawa. Saya mau ke pulau komodo,  salah satu kandidat 7 keajaiban dunia. Semoga……..
 
Copyright © -2012 Alamat Senja All Rights Reserved | Template Design by Favorite Blogger Templates | Blogger Tips and Tricks