Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email

TRAVELING BATIK: MENCARI HIDDEN TREASURE, BATIK TEGAL

Rabu, 30 Januari 2013 | 1 komentar

Tegal, ada apa sih di daerah yang terkenal di Jakarta dengan warung Tegalnya alias warteg atau dengan logat bahasa yang kadang bisa membuat tertawa.

Karena menghadiri pernikahan teman disana, maka saya khusus menyediakan waktu lebih untuk bisa berjalan-jalan dan hunting-hunting. Lupakan wisata pantai, wisata adventure yang biasa saya jalani, kali ini saya akan hunting BATIK. Dan bertolaklah saya dari Jakarta menuju Tegal,

“Memang ada batik asli Tegal? Itu yang ditanyakan oleh teman saya yang asli Tegal.

Tepok jidat deh, orang asli Tegal aja nggak tahu apalagi saya. Maka dari itu misi kita kali ini (cieeee) mencari tahu ada ngggak sih batik dengan corak asli Tegal, khas Tegal, dan tidak dimiliki oleh daerah lain.

Penasaran kan?

Karena kalau kita berbicara tentang batik, pasti yang langsung terbersit di benak adalah Batik Pekalongan. Tidak salah sih, karena memang batik Pekalongan mempunyai corak dan warna yang sudah menempati hati masyarakat Indonesia, dan parahnya lagi ada beberapa orang hanya tahu kalau batik adalah Pekalongan.

Padahal katanya Batik sudah menyebar di daerah-daerah Pulau Jawa, yang corak dan/motif dan warnanya disesuaikan dengan keadaan wilayah, tradisi, dan kehidupan masyarakat setempat.

Hidden treasure nih,” kata saya kalau kita bisa menemukan ada batik di Tegal, yang langsung disambut antusias oleh teman saya, mbak Iim ( bukan yang mau nikah ya)  dan mau menemani saya mencari dimana ada pengrajin Batik di Tegal.

Bagi saya melihat pengrajin yang sedang membatik, menggoreskan canting ke kain layaknya melihat pelukis-pelukis yang sedang menggoreskan kuasnya ke kanvas. Ada nilai seni di dalamnya.

Berbekal informasi yang katanya Batik Tegal ada di desa Dukuh Salam, maka kami pun menuju kesana. Tempat yang pertama kami tuju adalah rumah kepala desa . Saya juga kaget, harus segitunya ya sampai harus ke rumah orang no. 1 di desa itu. Kata Mbak Iim, karena dia juga tidak tahu tempat batik dimana, jadi lebih baik tanya langsung ke kepala desanya, yang kebetulan teman saya ini kenal dekat. Wah saya ikut aja deh.

Dalam perjalanan ke rumah kepala desa Dukuh Salam yang ternyata  tidak jauh dari rumah Mbak Iim yang berada di Desa Bogares Kidul­-tempatnya oleh-oleh kacang Bogares, saya melihat rumah yang berbeda dan menonjol, seperti rumah joglo Jogja, keren deh pokoknya. Saya minta teman berhenti sebentar untuk bisa memoto rumah itu.

“Memang kita berhenti disini kok.” Ooooooh ternyata ini rumah kepala desa yang dimaksud, kereeeen.

Sayangnya Kepala desanya sedang tidak di rumah, tapi beruntung kami disambut oleh ibunya Bapak kepala desa yang sudah sepuh dan menjelaskan dimana kami bisa menemui pengrajin batik khas Tegal yang dinamai batik Tegalan. Tidak itu saja  beliau mengizinkan saya untuk memoto rumahnya yang keren itu.

Nama rumahnya adalah Joglo Tegal. Dan saya pun mendapatkan pengetahuan baru tentang perbedaan Joglo Jogja dan Joglo Tegal, Bahwa Joglo Tegal terpisah dari bangunan rumah utamanya, berbeda dengan Joglo Jogja yang menyatu.

Tanpa saya minta, ibu yang namanya.” Ini kain Tegalan”, katanya.
kain Tegalan
Saya pun melihat takjub. Baru kali ini saya melihat motif batik seperti itu. Namun sayang si Ibu tidak dapat menjelaskan apa nama motif kain tersebut.

Rasanya tidak sabar untuk langsung bertemu dengan para pembatik kain khas Tegal.
Tidak jauh dari rumah kepala desa Dukuh Salam, bertanya pada orang saya langsung ditunjukkan ke rumah salah satu pengrajin batik.

Namanya Ibu Turinah, saat saya datang Ibu Turinah sedang santai rupanya sudah selasai membatik. Biasanya beliau membatik dari pukul 8 pagi sampai 4 sore. Duuuh saya kesorean, sehingga tidak bisa melihat Ibu Turinah membatik. 

Sejarah Batik Tegal
di rumah kepala desa juga ada sanggar tarinya

Batik di Tegal berasal dari Karaton Surakarta yang dibawa oleh Raja Amangkurat I (Sunan Amangkurat Mas) pada abad XIX dari. Amangkurat yang saat itu menyusuri pantai utara membawa pengikutnya yang di antaranya perajin batik. Jika dilihat lebih seksama nanti Batik Tegalan hampir sama dengan batik solo karena benang merah tersebut.









OLEH-OLEH KHAS TEGAL: KACANG BOGARES

Selasa, 29 Januari 2013 | 0 komentar

Ada yang tidak boleh dilewatkan ketika berkunjung ke kabupaten Tegal, tepatnya di sebuah desa yang bernama Bogares. Di sepanjang jalan ini banyak ditemukan penjual cemilan khas, yaitu kacang asin yang akhirnya dikenal dengan nama kacang Bogares karena dari sinilah cemilan itu berasal.

Ini adalah kacang tanah biasa yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan rasa yang khas. Kacang ini tidak digoreng namun disangrai sehingga tidak begitu banyak mengandung kolesterol.

Diantara sekian banyak penjual kacang Bogares, akhirnya saya memilih untuk datang ke toko kacang Bogares Ceria di jalan pertigaan Bogares Kidul, katanya sih ini kacang yang paling enak diantara produksi kacang Bogares lainnya.

Saya pun disambut dengan mbak-mbak penjual yang ramah, mbak Indri dan mbak Tika. Ketika saya tanya apa bedanya kacang Bogares ini dengan kacang Bogares lainnya mereka hanya tertawa. “Nggak tau juga sih mbak, kan tergantung yang sudah membedakan.”
Iya juga sih saya pikir itu sih selera masing-masing. Dari mbak Tika saya juga mendapat info kalau akan ada liputan dari salah satu stasiun televisi swasta di toko kacang ini.

“Mungkin besok mbak liputan disini, kalau tadi sih sudah ada syuting di tempat produksinya,” Mbak Indri pun menjelaskan.

Wah saya sih cuma pikir kalau sudah ada liputan televise berarti  kacang ini memang benar lebih unggul. Tempat produksi kacang ini ada di daerah Krageman, Slawi, dan kalau saya mau melihat tempat produksinya akan diizinkan, tapi bukannya hanya dari jam 8-17.

Seru juga ada di toko kacang Bogares ini selain mbak-mbaknya ramah saya boleh loh bantuin nimbang-nimbang kacang Bogares ini. Asal tau aja ya, saat sedang menimbang saya ngupil jadi hahahaha beruntunglah yang mendapatkan kacang hasil timbangan saya.



**                                                                   
Terdapat 3 jenis rasa kacang Bogares; original, bawang putih, Selada (yang kacang ini lebih kecil bentuknya dari yang original)
Harga: 38 ribu/ kilo
Rute: jika ke tempat ini dari Terminal Tegal, bisa ditempuh dengan menggunakan minibus menuju larangan, kemudian diteruskan dengan menaiki angkot menuju desa Bogares Kidul. Namun lebih dekat jika dari Terminal Slawi


 
Copyright © -2012 Alamat Senja All Rights Reserved | Template Design by Favorite Blogger Templates | Blogger Tips and Tricks