Tegal, ada apa sih di daerah yang terkenal di Jakarta dengan
warung Tegalnya alias warteg atau dengan logat bahasa yang kadang bisa membuat
tertawa.
Saya pun melihat takjub. Baru kali ini saya melihat motif batik seperti itu. Namun sayang si Ibu
tidak dapat menjelaskan apa nama motif kain tersebut.
Karena menghadiri pernikahan teman disana, maka saya khusus
menyediakan waktu lebih untuk bisa berjalan-jalan dan hunting-hunting. Lupakan
wisata pantai, wisata adventure yang biasa saya jalani, kali ini saya akan
hunting BATIK. Dan bertolaklah saya dari Jakarta menuju Tegal,
“Memang ada batik asli Tegal? Itu yang ditanyakan oleh teman
saya yang asli Tegal.
Tepok jidat deh, orang asli Tegal aja nggak tahu apalagi saya.
Maka dari itu misi kita kali ini (cieeee) mencari tahu ada ngggak sih batik
dengan corak asli Tegal, khas Tegal, dan tidak dimiliki oleh daerah lain.
Penasaran kan?
Karena kalau kita berbicara tentang batik, pasti yang langsung
terbersit di benak adalah Batik Pekalongan. Tidak salah sih, karena memang
batik Pekalongan mempunyai corak dan warna yang sudah menempati hati masyarakat
Indonesia, dan parahnya lagi ada beberapa orang hanya tahu kalau batik adalah
Pekalongan.
Padahal katanya Batik sudah menyebar di daerah-daerah Pulau
Jawa, yang corak dan/motif dan warnanya disesuaikan dengan keadaan wilayah,
tradisi, dan kehidupan masyarakat setempat.
Hidden treasure nih,” kata saya kalau kita bisa menemukan ada
batik di Tegal, yang langsung disambut antusias oleh teman saya, mbak Iim (
bukan yang mau nikah ya) dan mau menemani saya mencari dimana ada
pengrajin Batik di Tegal.
Bagi saya melihat pengrajin yang sedang membatik, menggoreskan
canting ke kain layaknya melihat pelukis-pelukis yang sedang menggoreskan
kuasnya ke kanvas. Ada nilai seni di dalamnya.
Berbekal informasi yang katanya Batik Tegal ada di desa Dukuh
Salam, maka kami pun menuju kesana. Tempat yang pertama kami tuju adalah rumah kepala desa . Saya
juga kaget, harus segitunya ya sampai harus ke rumah orang no. 1 di desa itu. Kata Mbak Iim, karena dia juga tidak
tahu tempat batik dimana, jadi lebih baik tanya langsung ke kepala desanya,
yang kebetulan teman saya ini kenal dekat. Wah saya ikut aja deh.
Dalam perjalanan ke rumah kepala desa Dukuh Salam yang ternyata tidak jauh dari rumah Mbak Iim yang berada di
Desa Bogares Kidul-tempatnya oleh-oleh kacang Bogares, saya melihat rumah yang
berbeda dan menonjol, seperti rumah joglo Jogja, keren deh pokoknya. Saya minta
teman berhenti sebentar untuk bisa memoto rumah itu.
“Memang kita berhenti disini kok.” Ooooooh ternyata ini rumah
kepala desa yang dimaksud, kereeeen.
Sayangnya Kepala desanya sedang tidak di rumah, tapi beruntung
kami disambut oleh ibunya Bapak kepala desa yang sudah sepuh dan menjelaskan
dimana kami bisa menemui pengrajin batik khas Tegal yang dinamai batik Tegalan.
Tidak itu saja beliau mengizinkan saya untuk
memoto rumahnya yang keren itu.
Nama rumahnya adalah Joglo Tegal. Dan saya pun mendapatkan
pengetahuan baru tentang perbedaan Joglo Jogja dan Joglo Tegal, Bahwa Joglo
Tegal terpisah dari bangunan rumah utamanya, berbeda dengan Joglo Jogja yang
menyatu.
Tanpa saya minta, ibu yang namanya.” Ini kain Tegalan”,
katanya.
kain Tegalan |
Rasanya tidak sabar untuk langsung bertemu dengan para pembatik
kain khas Tegal.
Tidak jauh dari rumah kepala desa Dukuh Salam, bertanya pada
orang saya langsung ditunjukkan ke rumah salah satu pengrajin batik.
Namanya Ibu Turinah, saat saya datang Ibu Turinah sedang santai
rupanya sudah selasai membatik. Biasanya beliau membatik dari pukul 8 pagi
sampai 4 sore. Duuuh saya kesorean, sehingga tidak bisa melihat Ibu Turinah
membatik.
Sejarah Batik Tegal
Batik di Tegal berasal dari Karaton Surakarta yang dibawa oleh Raja Amangkurat I (Sunan Amangkurat
Mas) pada abad XIX dari. Amangkurat yang saat itu menyusuri
pantai utara membawa pengikutnya yang di antaranya perajin batik. Jika dilihat lebih seksama nanti Batik Tegalan hampir sama dengan batik solo karena benang merah tersebut.