Angkringan Organik nan cozy di Jakarta

Lagi butuh wifi, dan terpikir tempat makan yang menyediakan wifi. Iseng-iseng menghubungi mba Reny Anthony biar ada temannya dan langsung diiyakan, karena juga belum makan malam.

"Ya udah mba aku jemput ya 15 menit lagi." jiaaaah gaya kan udah bisa jemput orang.

Langsung saya meluncur bersama BMW kesayangan (Biru Motor saya Warnanya) menjemput mba Reny dan membawanya ke tempat makan di daerah utan kayu, Jakarta Timur.

"Keren," begitu komentar mba Reny, ketika kami sudah memasuki halaman tempat itu.

Memang keren, itu juga kesan saya ketika dulu pertama kali menginjakan kaki ke tempat ini.

Di satu sudut halaman terdapat gazebo kayu yang terlihat nyaman, beralih ke bagian teras terdapat gerobak yang biasa dilihat kalau berkunjung ke Yogyakarta.

Ya saya membawa mbak Reny ke sebuah angkringan, tempat makan khas kotanya Sri Sultan Hamengkubuwono.

Langsung saja sudut teras tempat dimana gerobak angkringan berada menjadi spot kami. Aneka makanan khas angkringan tersedia disana, tempe tahu bacem, bakwan. Aneka tusukan, telur puyuh, usus, ati ampela, dan tidak lupa nasi kucing yang dibungkus dengan daun pisang. Ada berbagai pilihan nasi kucing, yaitu nasi teri, nasi tempe, nasi kikil.

Oh ya yang belum tahu tentang nasi kucing, ini bukan nasi dengan lauk daging kucing, tapi yang sudah sering ke Yogya pasti tau. Nasi kucing adalah nasi dengan porsi yang sedikit dengan lauk ikan ataupun tempe yang biasanya diberikan untuk kucing, makanya makanan ini disebut nasi kucing.

Di Jakarta sendiri memang sudah banyak terdapat angkringan nasi kucing. Yang membedakan angringan ini dengan angkringan lainnya adalah tempatnya, karena tempatnya di sebuah rumah yang lumayan luas jadi angkringan ini lebih mirip cafe dibanding dengan konsep angkringan pada umumnya yang lesehan di pinggir jalan. Selain kita bisa makan di gazebo atau di depan gerobaknya, kita juga bisa masuk ke dalam yang suasananya tidak kalah nyaman, dan akan mengingatkan kita pada Yogya.

Selain itu beras yang digunakan untuk nasi kucingnya adalah beras organik, yaitu beras yang dalam proses menanamnya tidak menggunakan pestisida untuk membasmi hama namun menggunakan cara alamiah, jadi lebih sehat karena makanan kita tidak tercampur dengan bahan kimia berbahaya.

Rasanya jelas beda, nasinya lembut dan legit.

Satu lagi sebagai penunjang kesehatan, semua lauk disini dimasak tanpa menggunakan MSG, meski begitu rasanya tidak kalah enaknya, justru malah lebih enak dibanding makanan di angkringan Jakarta yang sudah pernah saya coba, bumbunya berasa dan sambel ijonya yang boleh diambil semau kita, nendang banget pedasnya. Pokoknya angkringan ini rekomendasi banget deh, makan enak, sehat, plus bisa internetan gratis. Sayangnya waktu saya kesana wifinya lagi lemot.

Harga makanan:

anaka nasi kucing Rp 3.000 (lebih mahal karena memakai beras organik)

aneka tusukan Rp 3.000

Tempe, tahu bacem, bakwan Rp 1.000

Wedang Jahe Rp 3000

Note: hati-hati terlewat ke tempat ini, karena neon boxnya tertutup pepohonan, pokoknya kalau sudah di lewat komplek kehakiman, jalan pelan-pelan, letaknya disebelah kanan.