Apa rasanya ketika ada seseorang yang memberikan mawar
dengan kartu yang ketika dibuka bertuliskan “Be my Ainun”
***
Ini adalah kisah
tentang apa yang terjadi bila kau menemukan belahan hatimu. Kisah tentang cinta
pertama dan cinta terakhir. Kisah tentang presiden ketiga Indonesia dan ibu
Negara. Kisah tentang Habibie dan Ainun.
Rudy Habibie seorang
jenius ahli pesawat terbang yang punya mimpi besar, berbakti kepada bangsa
Indonesia dengan membuat truk terbang untuk menyatukan Indonesia. Sedangkan
Ainun adalah seorang dokter muda cerdas yang dengan jalur karir terbuka lebar
untuknya.
Pada tahun 1962, dua
kawan SMP ini bertemu lagi di Bandung. Habibie jatuh cinta seketika pada Ainun
yang baginya semanis gula. Tapi Ainun, dia tak hanya jatuh cinta, dia iman pada
visi dan mimpi Habibie. Mereka menikah dan terbang ke Jerman.
Punya mimpi tak akan
pernah mudah. Habibie dan Ainun tahu itu. Cinta mereka terbangun dalam
perjalanan mewujudkan mimpi. Dinginnya salju Jerman, pengorbanan, rasa sakit,
kesendirian serta godaan harta dan kuasa saat mereka kembali ke Indonesia
mengiringi perjalanan hidup dua menjadi satu.
Bagi Habibie, Ainun
adalah segalanya. Ainun adalah mata untuk melihat hidupnya. Bagi Ainun, Habibie
adalah segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya. Namun setiap kisah mempunyai
akhir, setiap mimpi mempunyai batas.
Kemudian pada satu
titik, dua belahan jiwa ini tersadar. Apakah cinta mereka akan bisa terus
abadi?
***
Itu adalah penggalan sinopsis sebuah film yang diangkat dari
buku berjudul Habibie & Ainun. Buku tersebut ditulis sendiri oleh Eyang
Habibie (cie pakai Eyang) yang menceritakan tentang kisah pribadinya dengan
istri tercinta. Begitu terbit buku tersebut langsung laris manis diburu pembaca
yang ingin tahu tentang kisah mereka sehingga sampai sekarang pun banyak yang
belum kedapatan membeli buku ini, termasuk saya.
Ya, pusat perhatian saat itu memang tengah tertuju pada
Presiden ketiga Indonesia itu, betapa kesetiaan terlihat jelas, pada saat sang
istri sakit dan terus berada di samping sang istri hingga detik-detik terakhir
menjelang wafatnya. Kesedihan pun tergambar jelas di wajah Eyang Habibie saat
sang istri benar-benar meninggalkannya untuk selamanya menghadap keharibaan
Ilahi. Inilah yang semua ingin tahu bagaimana kisah kesetiaan itu sebenarnya.
Menurut penuturan
Eyang Habibie sendiri, bahwa buku
tersebut ditulis bukan untuk dibaca, melainkani ditulis
untuk keluar dari masalah. Karena setelah sang istri meninggal beliau hanyut
dan tenggelam dalam kesedihan. Kesedihan itu memengaruhi sistem dari tubuh
manusia. Menurut statistis, kalau tidak hati-hati, yang bersangkutan bisa ikut
dengan yang ditinggalkan.
Tidak seperti kebanyakan orang saat ini
begitu ditinggalkan pasangan atau sekedar diputuskan cintanya lalu bertekad
untuk bunuh diri dan berkata “How do I live without you”
Eyang memberikan inspirasi pada kita
semua bahwa kehilangan seseorang yang dicintainya bukan membuat kita haus
stuck, tapi harus membuat kita tetap semangat hidup dan terus memberikan arti
pada hidup yang sudah dianugerahkan Allah SWT, dan itu tidak mudah.
Bunga tersebut saya dapatkan saat menghadiri acara Meet n
greet dengan Reza Rahadian, pemeran Habibie di film tersebut, juga dengan
Inneke Koesherawaty sebagai brand ambassador wardah yang menjadi sponsor film
tersebut.
Acara tersebut juga sebagai launching ‘Tribute to Love and
Life’ yang jika kita share di aplikasi Tribute to Love and Life di facebook
Wardah, maka turut menyumbangkan Rp 10.000,- untuk Yayasan Ainun (yayasan untuk bank mata) selama periode 9 Desember 2012 sampai 9
Januari 2013.
Filmnya sendiri akan tayang serentak pada tanggal 20
Desember 2012. Benar-benar tidak bisa dilewatkan film yang satu ini.
So, rasanya bahagia sekali jika pasanganmu mengucapkan
kalimat Be my Ainun…. Karena intinya dia mau kamu menjadi satu-satunya orang
yang menamaninya hingga akhir hayat.
PUISI HABIBIE
(tanpa judul)
Sebenarnya
ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. Karena, aku tahu bahwa semua yang
ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang
pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang
membuatku tersentak sedemikian hebat,adalah kenyataan bahwa kematian
benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja,
lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak
di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
Kau tahu
sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau
gersang. Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam
perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit
manis selama kau ada, aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar
kau disini.c
Mereka
mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang
baik. mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi
kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta,
sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat
jalan,
0 komentar:
Posting Komentar