Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email

Gelar Haji di Indonesia

Selasa, 12 April 2011

Satu-satunya Negara yang memberikan gelar Haji di depan nama orang yang sudah pergi haji adalah Indonesia, bahkan di Arab sendiri tidak ada pemberian gelar haji untuk orang-orang yang telah menunaikan ibadah haji. Dari Historical Island Adventure kemarin saya jadi tahu sejarah pemberian gelar tersebut. 
 
Sekitar tahun 1900-an,  orang yang pergi melaksanakan haji biasanya akan bertahan di tanah Arab paling sedikit 3 bulan, karena mereka tidak sekedar melaksanakan ibadah haji namun juga belajar agama kepada ulama-ulama terkemuka disana. Belanda yang saat itu berkuasa memiliki kekhawatiran terhadap orang yang menunaikan ibadah haji tersebut yaitu mereka akan menyebarkan paham Islamisme yang didapatnya sekembalinya di Indonesia.

Kekhawatiran Belanda itu berbuah kenyataan karena hampir semua pimpinan perlawanan terhadap Belanda adalah mereka yang telah menunaikan ibadah haji. Untuk mengawasi orang-orang yang melakukan ibadah haji maka Belanda melakukan karantina haji dengan alasan menjaga kesehatan.

Maka sejak tahun 1911-1933 Pulau Onrust dan Pulau Cipir menjadi tempat penginapan sementara calon jemaah haji sebelum mereka bertolak ke Mekah dengan menggunakan kapal uap. Di Onrust mereka dikarantina 3 bulan, perjalanan pulang- balik 2 bulan, di Mekah 3 bulan, dan akan dikarantina lagi 3 bulan di Pulau Onrust sekembalinya dari Mekah. 
Di Pulau inilah para jemaah haji itu akan dicuci otaknya agar tidak menyebarkan paham-paham Islamisme di tengah-tengah masyarakat. Jika ada yang membangkang maka akan disuntik mati di pulau ini dengan alasan sakit. Jadi sekitar tahun itu nenek atau buyut kita yang akan menghabiskan waktu sekitar 1 tahun bila akan melaksanakan ibadah haji.
Setelah selesai karantina, mereka yang telah menunaikan ibadah haji  diberikan gelar haji di depan nama mereka dan membuat mereka bangga dengan gelar tersebut, padahal gelar itu diberikan agar Belanda mudah menyirikan orang-orang tersebut ketika sudah kembali ke daerahnya masing-masing, misalnya di daerah A ada 3 haji, di daerah B ada 5 haji.  Jika terjadi pemberontakan Belanda mudah untuk menangkap orang-orang tersebut.

Sampai  sekarang tradisi pemberian gelar haji terhadap orang yang sudah menunaikan
ibadah haji di Indonesia masih ada. Ketika sudah tahu siapa yang memberikan gelar haji tersebut, apakah masih bangga dengan gelar H. di depan nama kita??


2 komentar:

Unknown mengatakan...

dan sekarang gelar haji di jadiin status sosial, banyak yg bisa haji tp kelakuanya ga mencerminkan.... sungguh di sayangkan, gelar ga perlu yg perlu hati kita

henan mengatakan...

haha, pas denger cerita itu aku jadi merinding sendiri, orang Indonesia dibikin bangga dengan gelar hajinya padahal itu buat memata-matai mereka

 
Copyright © -2012 Alamat Senja All Rights Reserved | Template Design by Favorite Blogger Templates | Blogger Tips and Tricks