Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email

Audisi Backpacker Wannabe

Rabu, 04 Desember 2013 | 0 komentar

Audisi BACKPACKER WANNABE


Backpacker, sebutan yang belakangan ini begitu populer, seksi dan menjual semenjak bermunculannya buku-buku bertema travelling hingga disusul kemudian selebriti di dunia travelling seperti Trinity, Agustinus Wibowo, Takdis dan masih banyak lagi lainnya.

Yaa, saat ini dunia travelling memang tengah menjadi sorotan sehingga banyak orang yang kemudian latah melakukan perjalanan dan kemudian dengan bangga menyebut dirinya backpacker.

Saya sendiri memendam impian untuk menjadi seorang backpacker namun karena satu dua kendala sehingga belum bisa mewujudkan impian tersebut. Saya pernah melakukan beberapa travelling baik sendiri maupun rombongan namun saya merasa belum pantas menyebut diri ini sebagai backpacker. Namun keinginan untuk berbagi pengalaman dalam perjalanan saya itu terus-menerus mendorong saya untuk suatu saat menerbitkan buku bertema travelling.

Nah, saya merasa sekarang ini saatnya yang tepat bagi saya untuk mewujudkan impian tersebut. Karena saya merasa belum pantas disebut backpacker namun buku ini nanti bertema travelling maka saya memberi proyek antologi saya kali ini:

AUDISI BACKPACKER WANNABE


Bagi kamu yang merasa sebagai Backpacker Wannabe saya mengajakmu untuk ikut berpartisipasi dalam proyek antologi ini. Beberapa sub tema yang bisa kamu tulis dalam antologi ini antara lain:
Backpacker pertama kali. Ceritain perjalanan pertamamu, mulai dari persiapannya yang heboh hingga hal-hal tak terduga yang terjadi dikarenakan persiapan dan pengetahuanmu yang masih minim.
Backpacker Terkonyol/Terseru. Ceritain perjalananmu yang konyol atau seru banget sehingga masih kamu ingat sampai sekarang. Karena ini pengalaman yang konyol dan seru maka tulis pengalamanmu itu dengan selucu mungkin.
Backpacker Ternekat. Ceritain perjalananmu yang terasa begitu nekat, entah karena lokasinya yang sangat jauh, persiapan atau budget yang sangat minim. Jangan lupa ceritain juga cara kamu mengatasi semua masalah yang terjadi karena kenekatanmu itu.

Untuk mengikuti audisi menulis BACKPACKER WANNABE syaratnya mudah sekali.

Syarat Peserta:
Pria atau Wanita berumur minimal 13 tahun.
Berteman dengan Mozaik Indie Publisher dan Ihwan Hariyanto di FB.
Like Fanpage Mozaik Indie Publisher atau follow twitter kami: @mozaikindie.
Sebarluaskan info event ini melalui dua cara yang bisa kamu pilih:

Jika lewat note FB, maka kamu harus mentag minimal 20 teman dan akun FB Mozaik Indie Publisher dan Ihwan Hariyanto.

Jika lewat blog, maka kamu harus publish blogmu di twitter dengan format: Lomba #BackpackerWannabe [link blogmu] mention: @mozaikindie dan minim 5 orang temanmu.


Lalu untuk ketentuan naskahnya sebagai berikut:
Naskah harus pengalamanmu sendiri, jadi ini audisi menulis NON FIKSI.
Naskah ditulis dengan gaya yang popular dan menarik.
Belum pernah dipublikasikan di media apapun, baik online maupun offline.
Panjang naskah antara 4-6 halaman. Diketik di kertas A4, huruf TNR 12, spasi 1,5 dan margin 3 cm tiap sisinya. Kirim naskah ke: audisibackpackerwannabe@yahoo.com dengan judul email: BW-Judul Naskah
Kamu boleh menambahkan foto bacpackermu yang narsis, lucu dan unyu. Maksimal 2 saja ya he3

Jangan lupa sertakan juga biodata naratif Anda maksimal 100 kata di akhir naskah. Semua berkas tersebut dilampirkan di attachment, jangan di badan email.



Naskah diterima paling lambat 04 Desember 2013. (deadline bisa diperpanjang jika naskah yang masuk belum memenuhi kuota)



Meskipun ini hanya audisi namun kami menyediakan gift bagi 3 naskah terbaik:
Naskah Terbaik 1: IC Safety Belt dan Multifunction Pocket
Naskah Terbaik 2: Multifunction Pocket dan Tissue Pocket
Naskah Terbaik 3: Multifunction Pocket


Lalu untuk 25 naskah terbaik akan dibukukan dengan naskah Ihwan Hariyanto. Karena ini diterbitkan secara indie, maka kontributor tidak akan diberikan royalti namun akan mendapatkan diskon 20 persen jika membeli bukunya sendiri.


Jika naskah-naskah yang terpilih mempunyai nilai jual yang tinggi maka akan kami coba ajukan ke investor untuk diterbitkan secara major dan tentunya semua kontributor akan mendapatkan royalti. Oleh karena itu keluarkan kemampuan terbaikmu yaa!!



Please, feel free to copy paste and share to everyone!



Salam Travelling





Ihwan Hariyanto

(Owner of Mozaik Indie Publisher)

Bus langsung Jakarta-Wonosari (Gunung Kidul)

Minggu, 17 November 2013 | 0 komentar

Bus maju lancar
Berangkat dari pulogadung, bekasi, lebak bulus

Harga tiket
Ekonomi :Rp 110 rb
Ac: Rp 145 rb
VIP: Rp 155 rb

Fasilitas vip: toilet dalam, bantal, selimut, dan snack

Membuat Newbi jadi pintar dengan forum ICITY

Jumat, 25 Oktober 2013 | 2 komentar


Hai  sudah berapa lama ya saya menggunakan indosat untuk nomor handphone saya. Lumayan lama sih. Manfaat yang saya dapat apa ya?  Ya jadinya bisa nelpon, sms an, bbm-an, browsing. Standar ya seperti orang-orang lainnya yang menggunakan handphone/smartphone.

Kalau nelpon, murah nggak pakai indosat?

Menurut saya sih standar kadang-kadang murah, kadang-kadang mahal dan bikin mikir rugi amat pakai indosat baru untuk nelpon beberapa menit pulsa habis. Apalagi saya sering interlokal karena beberapa teman tinggal di provinsi yang berbeda. Jadi kepikiran kan mau ganti provider yang murah.

Eits sebegitunya.

Lho jaman sekarang kan ditengah situasi labilisasi ekonomi dan harga dolar yang nggak turun-turun kita harus pintar dan irit.

Nah itu dulu, sebelum saya mengenal forum ICTY.

Apa tuh forum ICITY?

ICITY adalah Forum crowdsolution pertama di Indonesia lho untuk para pengguna indosat. Forum ini memiliki Bank Solusi Komunitas sebagai fitur unggulan yang menawarkan cara asyik berbagi info dan solusi tentang gadget, layanan indosat, hingga aktifitas komunitas. Dari dan untuk anggota komunitas.

Lalu apa hubungannya nelpon murah dengan forum ICITY. Apa dengan ikut ICITY bisa nelpon murah?

Sebagai newbi, saya awalnya iseng klik icity.indosat.com. mulai deh mengamati apa itu forum ICITY. Baca-baca aja apa yang ada disana. Jadi sesuai dengan tujuan forum ICITY, di forum ini terdapat bank soal komunitas yaitu forum tanya jawab antara anggota komunitas indosat. Anggota komunitas indosat bisa bertanya tentang permasalahan dunia gatget maupun fitur-fitur indosat, dan bisa dijawab oleh pengguna indosat lainnya yang mengetahui solusinya. Panggilan untuk yang berada di forum ICITY ini juga khusus, Kangbro untuk cowok dan Nengsist untuk cewek. Karana saya tipenya pemalu, setelah daftar pun saya hanya baca-baca belum berani posting apalagi ngenalin diri, hehehe. 

Jadi ranking saya di forum ICITY baru terbatas Occasional visitors


seperti ini tampilan awalnya

Tapi meskipun hanya sekedar baca saya mendapatkan apa yang menjadi permasalahan saya, yaitu mau irit telpon. Dan dapat deh dari satu pertanyaan yang diajukan di bank solusi komunitas tentang paket-paket untuk menelpon murah. Respon dari Kangbro dan Nengsist lainnya cepat lho, nggak harus nunggu yang nanya jadi lumutan, apalagi yang sekedar baca-baca seperti saya.




Berkat forum ICITY dan solusi komunitas saya mengaktifkan fitur nelpon murah di handphone saya. Wah seru kan saya nggak harus mikir bakal bangkrut untuk sekedar nelpon ke teman-teman traveling saya yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Memang ya benar kata pepatah ‘malu bertanya sesat dijalan’. Nah saya belum sempat bertanya sudah mendapatkan solusi dari pertanyaan-pertanyaan yang selalu ada di benak saya.  Itulah hubungan forum ICITY dengan nelpon murah.

Namun ternyata di forum ICITY itu tidak hanya terdapat Bank Solusi Komunitas, tapi juga terdapat kategori lainnya. Forum ICITY memiliki 4 kategori utama, yaitu Bank Solusi, Blog, & Panduan; Gadgets; Indosat Services; Komunitas.

Dan aktivitas utamanya meliputi
1. Tanya Komunitas: untuk bertanya langsung tentang permasalahan yang member hadapi. 
Dan member lainnya bisa memberikan solusi dari permasalahan tersebut.

2. Cari Solusi: biasanya sudah ada kangbro dan nengsist yang memberikan tulisan tentang solusi permasalahan yang pernah dihadapi dan orang lain juga hadapi. Jadi bisa kita prektekan jika mengalami permasalahn yang sama.

3. Info gatget: pastinya untuk dapat info-info gadget terbaru.

4. Info Indosat: ini nih yang dibutuhkan untuk mendapatkan info seputar indosat services, disini bisa mendapatkan informasi dan solusi seputar produk dan layanan indosat.

5. Dukungan Komunitas: Berisi komunitas-komunitas yang ada sepeti kaomunitas isat BB, sahabat IM3 yang juga suka memberikan info-info yang keren dan uptodate.

Nggak cuma jadi tahu tentang fitur-fitur indosat dan mengaplikasikannya di handphone saya, tapi info gadget yang ada di bank Solusi komunitas forum ICITY tuh paten-paten amat deh. Hebat bagi kangbro dan nengsist, yang udah kasih tau info-info terkeren. Pokoknya bikin newi-newbi kayak saya jadi pintar dan nggak gaptek.

Untuk meramaikan forum ICITY, ada nih reward untuk kangbro atau nengsist yang aktif, jadi setiap yang memberikan info ataupun solusi, kita para member bisa memberi tanda asik. Yang sudah tentu bagi member terasik dapat hadiah. Dan untuk bulan September kemarin yang menjadi member of the month adalah kangbro lareawn. Selamat…selamat.. uhh ngiri deh.

Di forum ICITY, kita bisa dapat info event-event apa aja yang oke dan member bisa dapat tiket gratisan. Eh kalau gratisan harusnya ditulus yang besar-besar ya GRATISAN (biar pada melek) untuk masuk ke event-event tersebut dengan kuis yang diadakan ataupun dapat undangannya, dan terutama karena kita pengguna indosat. Nah yang baru dilaksanakan adalah dDayX dan DevFest. Ini acara bikin kita pintar nih. uuuh ini juga bikin ngiri karena saya telat taunya. Sekarang saya jadi rajin nih buka icity.indosat.com, biar terus update info-info terbaru dan nggak mau jadi yang ketinggalan.


Pokoknya forum ICITY tuh memanjakan newbi-newbi seperti saya. Membuat newbi menjadi pintar dan bijaksana menggunakan indosat. Dan buat newbi-newbi lainnya sama seperti saya, cobain ikutan deh forum komunitas indosat yang satu ini. Hati-hati nggak ditanggung ya kalau jadi keterusan. So, bagi pengguna indosat lainnya diseluruh indonesia, maupun dunia. Dunia asli, dunia maya, juga dunia ghaib, ikutan deh forum ICITY ini, gga bakalan nyesel.



Sumpah Pemuda Generasi Milenium

Senin, 21 Oktober 2013 | 2 komentar





85 Tahun sudah berlalu sejak dicetuskannya ikrar SUMPAH PEMUDA

85 tahun sudah bangsa Indonesia menikmati hasil dari SUMPAH PEMUDA. Karena SUMPAH PEMUDA tidak hanya sekedar sumpah, ucapan dimulut. Tapi SUMPAH PEMUDA adalah tonggak perubahan untuk Indonesia. Awalnya bangsa Indonesia selalu dijajah bangsa lain dan kalah karena perjuangan yang bersifat kedaerahan, dengan adanya SUMPAH PEMUDA ada semangat untuk bersatu, semangat untuk mengenyampingkan jiwa kedaerahan dan mengedepankan jiwa persatuan Indonesia. Dari semangat SUMPAH PEMUDA itu Indonesia bisa merdeka, dan kami Generasi Milenium bisa merasakan kemerdekaan itu sekarang.

85 tahun sudah berlalu, gaung SUMPAH PEMUDA masih terus dikobarkan dengan diadakan perayaan-perayaan. Ada yang bersemangat, namun ada juga yang masa bodoh cenderung apatis. Bahkan Ikrar yang telah membangkitkan semangat perjuangan Indonesia tidak tahu bagaimana isi dan bunyinya. Apa kata para pengagas SUMPAH PEMUDA kalau mereka tahu beginilah Generasi Indonesia Milenium. Bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Ikrar SUMPAH PEMUDA juga sepatutnya diteladani tidak hanya untuk generasi muda, tapi juga generasi tua yang berada di tampuk legislatif dan pemerintahan untuk Indonesia yang bebas korupsi.

Untuk itu, saya sebagai Generasi Milenium, generasi yang hidup di abad 21 juga punya sumpah, yang tertuju pertama untuk diri saya sendiri, untuk para pahlawan, dan untuk kecintaan terhadap Indonesia

SUMPAH PEMUDA GENERASI MILENIUM

1. Kami Generasi Milenium akan selalu mengingat dan terus meneladani ikrar SUMPAH PEMUDA tahun 1928 di segenap peri kehidupan.
Maksudnya: ikrar SUMPAH PEMUDA tahun 1928 harus selalu diingat dan diteladani dengan berbagai tindakan nyata disegenap kehidupan Generasi Milenium. Sumpah ini tidak boleh hilang dari ingatan kami Generasi Milenium untuk mengedepankan rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Bekerja bukan untuk kepentingan pribadi/golongan, tapi untuk kemajuan Indonesia.

2. Kami Generasi Milenium akan terus mengibarkan bendera Merah Putih dimanapun kami berada
Maksudnya: di era globalisasi ini, kami Generasi Milenium perlu untuk selalu mengibarkan bendera merah putih tidak hanya di Indonesia, tapi juga bila kita berada di mancanegara, saat belajar di luar negeri, saat traveling di luar negeri. Mengibarkan bendera bukan sekedar membawa-bawa bendera Indonesia dimanapun berada. Tapi mengibarkan bendera Merah putih adalah terus membawa ciri sebagai bangsa Indonesa, bangga sebagai bangsa Indonesia dan tidak malu menunjukan identitas pada bangsa lain ketika berada di negara lain. Tidak melupakan tradisi dan budaya bangsa, berpegang teguh pada nilai-nilai moral bangsa dan agama yang dianut. Mengibarkan bendera Merah Putih dengan prestasi di mancanegara, sesuai dengan bakat dan potensi yang dimiliki.

3. Kami Generasi Milenium harus berani mengambil satu langkah inisiatif, inovatif, kreatif demi kemajuan Indonesia
Maksudnya: Pepatah mengatakan, sebuah peradaban besar dimulai dengan satu langkah kecil. Namun terkadang langkah kecil susah untuk memulainya. Padahal langkah awal  adalah pondasi untuk langkah selanjutnya. Oleh karena itu Generasi Milenium harus berani memulai dari yang kecil dan sederhana. Seperti contoh membuang sampah pada tempatnya. Sesuatu yang kecil, sederhana, simpel, bahkan mungkin sepele. Tapi lihatlah perubahannya untuk Indonesia, 1 orang satu hari, 1 bulan, 1 tahun, akan mengurangi berapa sampah sembarangan di jalan dan di kali-kali, bagaimaan kalau itu dilakukan oleh seluruh bangsa Indonesia. Langkah kecil untuk Indonesia yang lebih baik.

Jakarta Weekend

Kamis, 03 Oktober 2013 | 0 komentar

Teman Jakarta, yang masih bingung weekend ini  mau kemana, tepatnya di tanggal 5-6 Oktober 2013, ini ada beberapa agenda seru yang keren banget untuk diikuti:

1. Festival Indonesia Mengajar
Kamu bisa datang sama teman-teman atau sama keluarga. Buat para bunda juga  bisa mengajak buah hatinya, karena ini adalah kegiatan yang menarik sekaligus mengajak kita berbagi, bukan berbagi dengan uang tapi dengan tenaga karena di tanggal itu kita bisa jadi relawan untuk membuat beraneka alat peraga pendidikan yang dibutuhkan untuk sekolah-sekolah se-Indonesia. Jadi hasil kreasi kamu bisa sangat berguna untuk teman-teman lain di Indonesia. Untuk itu kamu silahkan mendaftar di http://festival.indonesiamengajar.org/#

2. Akhir Pekan di Museum
Hmmmm menjemukkan. Itu sebelum kamu liat acara ini. Ada yang seru di Museum Nasional (Museum Jakarta), setiap Minggu pagi ada pertunjukan mendongeng disana. Tidak tanggung-tanggung yang mendongeng adalah kakak-kakak dari Teater Koma. Teman mendongengnya bukan tentang kancil dan Pak Tani, tapi ini dongeng atau cerita tentang Jakarta/Indonesia jaman dulu, keren banget pokoknya. Nggak cuma anak-anak yang terkesan, bapak dan ibunya juga ikutan melongo. Acara ini akan berlangsung setiap hari Minggu pagi mulai 8 September sampai Desember 2013


Lihat deh, aksi Teater Koma dalam mendongeng, tanggal 29 September kemarin yang bertema "Tenggelamnya Kapal Tek Sing." Yang menariknya sehabis mendengarkan dongeng kamu bisa mencari keramik-keramik peninggalan Tek Sing yang dipamerkan di museum ini juga. Jadi saat ke melihat-lihat museum kamu juga tahu apa makna di balik barang-barang bersejarah tersebut. Untuk bisa melihat pertunjukan dongeng, kamu harus mendaftar karena kuotanya terbatas setiap minggu. Kirim inbox ke FB: Akhir Pekan di Museum

3. Workshop Cinta Bumi
Disini kamu bisa ikutan bikin benda-benda dari barang yang sudah nggak terpakai, hasilnya wow barang-barang yang sangat menggemaskan.


Workshops :
- Membuat gantungan charger dari karton susu bekas by SAWOKECIK - Pimpi Kusmalendra
Waktu : Minggu 6 Oktober 2013
Sesi 1: 10.00 - 12.00 wib
Sesi 2: 13.00 - 15.00 wib
Biaya : Rp 50.000 maks 15 pax/sesi

- Membuat kerajinan dari tutup botol dan galon bekas by MOCHIE2 - Indah Apsari
Waktu : Minggu 6 Oktober 2013
Sesi 1: 10.00 - 12.00 wib
Sesi 2: 13.00 - 15.00 wib
Biaya : Rp 50.000 maks 15 pax/sesi

Pendaftaran workshop melalui inbox message di fanpage Akhir Pekan di Museum. Sedangkan pembayaran langsung di lokasi.

4. Pameran Alutsista 
Acara ini memamerkan perlengkapan perang TNI untuk meramaikan HUT TNI, berlangsung dari tanggal 3-7 Oktober 2013


Jadwal Acara Pekan Batik Internasional 2013

Rabu, 02 Oktober 2013 | 0 komentar


Seribu lampion bertema batik akan menjadi penghias malam selama berlangsungnya acara Pekan Batik Internasional 2013 di Kawasan Jetayu, Pekalongan, Jawa Tengah.

Acara yang berlangsung dari tanggal 2 sampai 6 Oktober 2013 ini menampilkan berbagai acara yang sangat sayang untuk dilewatkan. Terdapat ratusan stand batik dan kerajinan tangan  memeriahkan acara ini, bahkan juga terdapat festival kuliner dari seluruh provinsi di Indonesia.11 Negara pun ikut memeriahkan perhelatan ini.

Selain itu terdapat acara-acara yang juga sayang untuk dilewatkan, demikian jadwal acaranya:

2 Oktober : Pembukaan, malamnya Fashion Show Batik on River
3 Oktober : Seminar Internasional tentang Batik di kantor Pemkot Pekalongan
5 Oktober:  Batik Carnival di sepanjang jalan Ahmad Yani (siang hari)
6 Oktober: Penutupan dengan Batik International Transcultural yang menampilkan 500 penari dan diakhiri
                 dengan pesta kembang Api


Pekan Batik Internasional di Indonesia

Kamis, 26 September 2013 | 0 komentar



Dalam rangka untuk memperingati hari batik yang jatuh pada bulan Oktober, maka akan diselenggarakan pekan batik Internasional yang berlangsung dari tanggal 2-6 Oktober 2013. Yang menjadi tuan rumah adalah kota batik yaitu kota Pekalongan. 

15 negara, sebagian besar diantaranya adalah negara ASEAN turut meramaikan acara tersebut yang bertema “Batik Mencipta Citra Budaya dan Ekonomi Bangsa".Acara yang berlangsung selama 4 hari itu berpusat kawasan Budaya Jetayu, Pekalongan meliputi:

1. Pameran Batik Internasional 2013
2. International Trans Culture Of Batik & Theatrikal Batik Pekalongan
3. International Batik Conference
4. Gala Dinner & Fashion Show Batiks On The River
5. Pesona Kmapoeng Batik
6. Pekalongan Batik Carnaval
7. Lomba Karya Jurnalistik Batik Nasional
8. Lomba Design Motif Batik Pekalongan
9. Lomba Film Dokumenter Batik Pekalongan
10. Pekalongan Batik Award

Selain itu ada juga festival kuliner dan festival batik lampion. Pastikan teman-teman untuk bisa mengagendakan acara yang sangat meriah tersebut.

Rute menuju Kawasan Budaya Jetayu (di kawasan ini terdapat Museum Batik Nasional)

1. Dari alun-alun Pekalongan naik becak (Rp 7ribu)


Warna-Warni Lolipop Batik Garut

Selasa, 24 September 2013 | 0 komentar

Ada yang tidak boleh dilewatkan ketika traveling ke kota Garut, yatu mampir ke tempat batik. Batik tidak hanya didominasi oleh daerah-daerah di Jawa Tengah, tapi Jawa Barat termasuk Garut juga memiliki ragam batik dengan ciri khasnya tersendiri.

Ya, sangat berbeda dengan batik Jawa Tengah seperti Yogya dan Solo, Batik Garut memiliki warna-warna terang yang mencolok, tidak ragu untuk menggunakan warna-warna cerah seperti ungu dan merah jambu, seperti ketika saya mendatangi workshop batik Garut yang terletak di pusat kota.

Tidak sulit menjangkau tempat ini, dari terminal bus garut bisa menggunakan angkot atau delman. Ya delman masih menjadi angkutan transportasi masal di Garut. Jadi tidak ada salahnya jika berkeliling Garut menggunakan Delman.

Mbak Susan serta pemilik batik Rasya menyambut saya dan seorang teman dengan ramah. Selain kita bisa melihat batik-batik yang sudah jadi, kami pun diajak berkeliling melihat proses pembuatan batik, ada batik tulis dan batik cap.

Keberadaan batik Garut tidak lepas dari pengaruh kerajaan Pajajaran, sehingga terlihat di beberapa motif batik yang menggambarkan situasi kerajaan Pajajaran. Batiknya seperti bercerita karena gambar keadaan kerajaan Pajajaran ada di sehelai batik.

Ketika saya menanyakn motif klasik dari Batik Garut, saya pun diperlihatkan motif 'Pecah kopi', agak mirip dengan motif kawung dari Yogya dan warnanya pun coklat. Ini menandakan kalau Garut pun mendapat pengaruh batik dari Yogya. Selain itu saya diperlihatkan motif 'Merak Ngibing'. Namanya lucu dan merepresentasikan judul itu sendiri yaitu sepasang merak yang sedang menari. Biasanya batik motif ini digunakan pada saat-saat kegembiraan, seperti pernikahan.

Untuk membuat motif Merak Ngibing memerlukan waktu yang tidak sebentar. Dua minggu hanya untuk mencanting dan memberikan malam, belum proses rorotan, dan menutup lagi gambar dengan malam untuk pewarnaan selanjutnya. Jadi wajar kalau batik ini dihargai satu juta rupiah.

motif 'Merak Ngibing'


Nah kalau untuk batik cap, 1 hari saja bisa selesai. Proses pencap-an, setengah jam bahkan 10 menit pun selesai untuk 1 warna kemudian bisa dilanjutkan dengan proses selanjutnya.


motif 'Adu Domba' mereprentasikan seni daerah Garut

Motif 'Kereta Kencana' merepresentasikan kerajaan Pajajaran

motif 'Kupu-kupu'

Motif 'Kipas'


Motif lereng sama dengan Batik Jawa Tengah tapi dibuat dengan pewarnaan khas batik garut yang memiliki warna-warni Lolipop

Sepenggal Tulisan dari Buku ‘Pithecantropus’


Ini adalah satu artikel yang saya temukan di buku sejarah SMP yang saya pinjam, merupakan catatan harian saat ditemukannya manusia purba Pithecantropus yang ditulis oleh Jean, pura dari Eugene Dubois (penemu manusia Pithecantropus) pada tahun 1891. Catatan tersebut dirangkum dalam sebuah buku yang berjudul Pithecantropus yang diterbitkan tahun 1995 di Nederland. Dan saya membaca ini seperti membaca novel yang mengasyikkan. Demikianlah bunyi sebagian kisahnya:

Nun jauh diatas birunya langit tropis, sekawanan Belibis liar terbang melintasi sungai. Wongsosemito menengadah menatap mereka dan bersandar pada paculnya sambil berujar, “Sebentar lagi kita akan segera pulang. Hujan akan turun dan sungai akan meluap.” Sardi yang berasal dari desa yang sama dan tengah bekerja di sampingnya menyeringai. “ Baiklah”, ujarnya. Dengan menyeringai lebar, menampakkan giginya yang memerah oleh daun sirih, ia menambahkan, “Ya air sungai akan menggenangi semua ini dan tidak akan ada lagi yang dapat kita kerjakan.”

“Baiklah,” jawab Wongsosemito, sambil memacul pasir halus di tepian sungai. Untuk beberapa saat paculnya masih naik turun berulang kali.

Tiba-tiba paculnya meyentuh sebuah batuan.

Biasanya disana memang banyak bebatuan, namun kali ini Wongsosemito mengamati lebih jelas lagi benda berwarna gelap di dekat kakinya. Sebelumnya ia telah sering menggali bebatuan dengan paculnya, namun yang satu ini agak berbeda. Sardi juga berpikir demikian. Sambil bertopang pada pacul, mereka mendiskusikan benda tersebut dengan sangat detil, seolah benda tersebut sangat berarti. Akhirnya, keduanya berjongkok agar dapat lebih dekat lagi mengamati batuan tersebut. Wongsosemito menyentuh batuan itu dengan jemarinya, kemudian dengan hati-hati membersihkan sebagian tanah yang menyelimutinya. Batuan itu menampakkan permukaan yang agak licin dan ini menjadi bahan baru yang mereka diskusikan. Batu itu sangat berbeda dan lebih baik bagi mereka untuk meminta sang mandor mengamatinya.

Lalu mereka memanggil Ahmad Saleh,sang mandor. Dan ketiganya duduk berjongkok di seputar batuan yang Nampak aneh itu, dan mendiskusikannya lebih lanjut.

Tahunnya? 1891. Tempatnya? Sebuah tepian sungai di Jawa. Sekelompok pekerja Jawa Tengah menggali lapisan tanah yang keras pada tepian sungai, hanya beberapa senti di atas permukaan aliran sungai Bengawan Solo, yang pada saat musim panas seperti itu menjadi dangkal airnya. Tidak jauh dari tempat tersebut, dua orang Belanda mengawasi mereka. Keduanya adalah sersan Kriele dan Sersan De Winter dari kesatuan Teknik Koninklijk Nederlandsch Indies Leger (KNIL) yang bertanggung jawab atas ekskavasi tersebut. Di bawah pengawasan kedua orang Belanda itu, para pekerja paksa tersebut bekerja keras dengan diam. Kulit tubuh mereka yang berwarna coklat, berkilau di bawah teriknya matahari tropis. Pacul-pacul mereka naik turun berirama, menghantam batuan sedimen yang lentur.

Ekskavasi dilakukan di dekat Fort Van de Bosch, sebuah benteng militer di Ngawi, terletak di dekat sungai Bengawan Solo, yang merupakan bagian dari garis pertahanan Belanda di sepanjang jalur pos utama yang menghubungkan Jawa Barat dan Jawa Timur.

Terkadang salah seorang dari mereka melepaskan paculnya dan memungut batuan atau tulang yang telah menjadi fosil. Dengan penuh rasa hormat, sebagaimana kebiasaan masyarakat Jawa, mereka menyerahkan temuannya kepada salah satu dari sersan tersebut, kemudian kembali pada pekerjaannya dengan tenang, tanpa tergesa-gesa.

Tidak jauh dari tepian yang menurun pada ujung daerah ekskavasi, berdiri seorang Belanda lainnya. Ia masih Nampak muda di awal usia tiga puluhannya. Berperawakan agak kekar, wajahnya tampan dengan mata berwarna biru dan mulut yang terkatup rapat, serta kumis dan janggut yang pendek. Dengan kulit memerah yang mencirikan tipe orang lapangan. Sementara kedua sersan itu menampakkan kecenderungan untuk beristirahat dan bersandar pada lereng sungai tanpa memedulikan aturan militer. Orang Belanda yang satu ini bersikap bagaian opsir yang tengah mengispeksi pasukannya di saat ia berjalan dari satu pekerja ke pekerja lainnya. Tak dapat diraukan lagi, siapa komandan ekskavasi tersebut.

Pada saat yang sama, Ahmad Saleh berlari datang ke arah mereka. Ia bukan anggota kelompok pekerja paksa, tidak seperti halnya para pekerja lainnya. Ia berasal dari desa tetangga Ngawi. Oleh karena ia bisa berbahasa Melayu (Bahasa yang dimengerti oleh orang Belanda), serta aktif dan pintar, ia adalah mandor yang baik.

Ahmad Saleh berjongkok dalam tata cara Jawa dan berkata,” Saya minta ampun, Tuan.” “Mau apa?” tanya Sersan Kriele.

Setelah terdiam sejenak, sebagaimana diharuskan adat jawa untuk menghormati atasan, sang mandor menceritakan, bahwa salah satu anak buahnya menemukan batuan yang Nampak aneh. “Itulah, sama kura-kura adanya.” ujar Ahmad Saleh.

“Di mana tempatnya?” tanya Kriele. “Di situ Tuan,” jawab sang mandor sambil bangkit dengan perlahan. Dan dengan hormat ia menunjukkan tempatnya.

Orang Belanda itu segera mengetahui, bahwa benda tersebut berbeda dengan fosil lainya yang telah mereka temukan sebelumnya pada formasi batu pasir di tepian sungai. Selama melakukan ekskavasi yang telah berlangusng beberapa minggu tersebut. “Batuan itu menyerupai kura-kura darat yang berukuran sedang, seperti yang dikatakan Ahmad Saleh.
Untuk beberapa saat, sang Dokter mengamati benda itu dan membuat catatan mengenai lokasi di mana benda itu ditemukan, melakukan pengukuran-pengukuran serta mengambil contoh tanah yang menyelimutinya.

Kemudian, dengan bantuan riele, ia memindahan fosil tersebut dengan hati-hati dari perlapisan tanah tempatnya terpendam, yang telah berumur tua. Tidak ada keraguan bahwa benda itu adalah fosil, sangat berat dan berwarna coklat gelap. Dengan perlahan ia memutar fosil itu dalam tangannya, kemudian dengan sangat hati-hati ia mencungkil beberapa kepingan batuan yang bergerak pada fosil tersebut, dan bertanya dalam hati mengenai keanehan bentuk tangkup kura-kura itu.

Banyak sisa-sisa fosil dari reptil, terutama buaya yang ditemukan pada ekskavasi itu. Namun ini merupakan fosil kura-kura pertama yang ditemukan. Bagian dalam tangkup itu seluruhnya dipenuhi oleh matriks batuan yang menambah berat fosil tersebut.

Lama anak muda itu menelitinya. Semakin lama ia amati, semakin banyak pertanyaan timbul di benaknya. Jika fosil itu bukan kura-kura lantas apa? Kemungkinannya bisa bermacam-macam, tempurung lutut gajah purba atau bagian kerangka dari binatang yang belum diketahui jenisnya. Kemungkinan terdekatnya masih tetap tangkup kura-kura, walaupun ada kelainannya.

Mula-mula memang agak membingungkan dan dengan pengamatan yang lebih seksama lagi, seorang intuitif, Dubois segera menyadari fosil ini adalah sesuatu yang benar-benar berbeda.

Benda coklat gelap dan agak berat yang berada dalam genggaman tangannya itu, sejak dtemukan dari tepian sungai, akan segera menjadi bahan perdebatan paling besar, setidaknya akan menjadi penemuan kontroversial pada masa awal studi mengenai sejarah evolusi manusia.

Sejak penemuan itu diumumkan untuk pertama kalinya pada tahun 1893 sebagai Pithecantropus Erectus ‘Manusia Purba Jawa’, perjalanan panjang Dubois untuk mencari ‘Mata Rantai yang Hilang’ antara manusia dan anthropoid telah memenuhi fakta dan fiksi yang terus berlangsung hingga saat ini.



Pelajaran dari Zaman Megalithikum di Indonesia


Tujuan trip saya selanjutnya adalah Gunung Kidul, sebuah kabupaten di D.I. Yogyakarta. Saya sudah pernah kesana sebelumnya dan komentar saya saat itu adalah Bali ada di tempat itu, karena Gunung Kidul memiliki pantai yang indah seperti di Bali.

Dan yang menarik saya untuk ke Gunung Kidul kembali adalah adanya situs manusia purba disana, yang terkenal dengan nama Situs Megalithikum Sokoliman. Takut tidak ada juru kunci yang menjelaskan apa yang ada disana sehingga saya hanya menemukan batu-batu yang tidak berarti, maka saya mencari-cari info tentang kehidupan manusia purba, dan saya mendapatkannya dari buku kelas 7 SMP. Jadi saya pinjam saja buku itu dari Delvin yang sekolah di SMP Al-Azhar Rawamangun. Meskipun heran, dipinjami juga saya buku yang menurutnya tidak menarik. Saya juga menganggap buku sejarah tida menarik waktu seusia Delvin, tapi sekarang buku sejarah adalah gudang informasi dari setiap tempat bersejarah yang saya datangi di Indonesia.

“Zaman Megalithikum atau zaman batu besar, ditandai dengan adanya kepandaian membuat perkakas-perkakas yang terbuat dari batu besar atau batu utuh.” Demikianlah sepenggal tulisan yang ada di buku Sejarah dari penerbit Yudhistira.

Para ahli membagi zaman prasejarah menjadi 5 zaman, yaitu: zaman Paleolitikum (batu tua), Mesolitikum (batu tengah), Neolithikum (batu baru), Megalithikum (batu besar), zaman logam (perunggu dan besi). Perbedaan dari setiap zaman adalah bentuk perkakas yang dihasilkan dari mulai yang masih kasar kemudian sudah halus dan terakhir sudah mampu membuat benda dari logam.

Jadi zaman Megalithikum adalah zaman praaksara di Indonesia yang diperkirakan terjadi 1,9 juta tahun yang lalu, muncul pada masa bercocok tanam dan beternak, sehingga perkakas yang dihasilkan juga lebih halus untuk kebutuhan-kebutuhan tersebut, seperti:
1. Kapak perimbas adalah sejenis kapak batu yang digenggam dan tidak bertangkai
2. kapak persegi adalah kapak yang berbentuk persegi
3. Kapak lonjong adalah kapak yang berbentuk lonjong
4. Alat serpih adalah perkakas yang dapat digunaan sebagai alat penusuk, gurdi, dan pisau.

Selain perkakas, ada juga peralatan yang dibuat sebagai sarana untuk mendukung kepercayaan mereka yang saat itu masih Animisme dan Dinamisme, benda-benda tersebut adalah:
1. Menhir, adalah tugu batu yang diletakkan dengan sengaja di suatu tempat untuk memperingati dan tempat memuja roh nenek moyang. Menhir ditemukan antara lain di Dataran Tinggi Pasemah (Sumatra Selatan), Kosala, Lebakbedung (Banten), dan Lembah Leles (Garut).

Menhir

2. Dolmen, bangunan semacam meja dari batu yang berkaki batu utuh dan digunakan untuk pemujaan roh dan tempat sesajian. Daerah tempat ditemukannya dolmen antara lain, Batu Cawang, Tegurwangi, dan Pagerdewa (di Sumatra Selatan).
3. Sarkofagus, adalah tempat jenazah yang terbuat dari dua batu besar dan ditangkupkan. Bali dan Sumbawa Barat merupakan tempat ditemukannya sarkofagus.
4. Peti kubur batu adalah peti mayat yang dibentuk dari empat atau lebih papan batu. Peti kubur batu antara lain ditemukan di Tegurwangi (Sumatra Selatan), Cibuntu (Jawa Barat), dan Gunung Kidul (Jawa Tengah).
5. Waruga, adalah peti kubur batu dalam ukuran yang kecil. Banyak ditemukan di Minahasa.
6. Punden Berundak, adalah bangunan berupa susunan batu yang berundag-undag yang biasanya terdiri dari tujuh undak, yang digunakan untuk kegiatan pemujaan terhadap roh nenek moyang. Bangunan ini, antara lain ditemukan di Cisolok (Skabumi), dan Ende (Nusa Tenggara Timur).
7. Arca batu, adalah patung yang terbuat dari batu yang dipahat menyerupai bentuk manusia dan binatang. Arca-arca Megalitikum banyak ditemukan di Sumatra Selatan, yang menggambarkan manusia, gajak, harimau, babi, rusa, dan kera.

Lumayan info yang saya dapat dan selanjutnya tinggal melihatnya langsung di Gunung Kidul :)


ngeblog pakai smartfren

Jumat, 20 September 2013 | 0 komentar

Tes...tes
Nyoba ngeblog pakai smartfren andromax nih
Untuk buka blogspot sih lumayan cepet
Cihuy juga nih produk


TENGGER, UNIKNYA BROMO, DAN KITA

Jumat, 30 Agustus 2013 | 2 komentar



"Dalam setiap perjalanan ada kisah yang berbeda. Aku dan kamu pasti beda cerita, meskipun keindahan berpijak di tempat yang sama. Aku selalu mengenangnya  seperti edelwise yang tak akan lekang oleh waktu"


Tengger, sebuah  nama untuk suku yang bermukim di sekitar kaki gunung Bromo, diambil dari nama 2 orang yaitu Roro Anteng dan Joko Seger. Dari sinilah kisah berawal.

Roro Anteng dan Joko seger bertemu di sebuah desa di kaki pegunungan yang nyaris mesih sepi penghuninya, mereka jatuh cinta kemudian menikah. Waktu telah berjalan lama, tetapi mereka belum dikaruniai keturunan. Mereka pun berdoa kepada Dewa yang diyakini sebagai penjaga desa itu. Dewa pun mendengar permintaan mereka dan akan memenuhinya asal mereka pun menyanggupi syarat yang diberikan dewa. Demi memperoleh keturunan mereka pun menyetujui syarat tersebut, yaitu harus mempersembahkan salah satu dari anak mereka.

Roro Anteng dan Joko Seger pun beroleh keturunan dan mereka sangat menyayangi anak-anak mereka sehingga tidak rela bila harus ada yang dikorbankan. Dewa mengetahui hal itu sehingga sangat murka. Kawah di gunung Bromo bergejolak dan bisa membahayakan desa itu. Akhirnya anak terakhir mereka mau dipersembahkan kepada Dewa dengan pesan sepeninggalnya harus mempersembahkan ternak, hasil bumi untuk dilemparkan ke kawah Bromo untuk menjaga keamanan dan ketentraman desa.

Setelah itu desa pun aman, Roro Anteng, Joko Seger serta anak-anaknya hidup dengan damai, sampai memperoleh keturunan yang beregenerasi. Dan kini mereka dikenal dengan suku Tengger, suku yang mendiami wilayah sekitar gunung Bromo. Mereka hidup dengan mengemban amanah para leluhur, upacara Kesada terus diselenggarakan tiap tahunnya yaitu dengan melarung hasil ternak dan hasil bumi ke dalam kawah Gunung Bromo sebagai rasa syukur serta untuk menjaga keamanan dan ketentaraman desa.

Sore itu, perjalanan kami berhenti di Cemoro Lawang - Desa Ngadas, setelah menempuh perjalanan dari Surabaya dengan mobil yang kami sewa. Mas Adi dengan senyumnya yang ramah menyambut kedatangan kami di desa terakhir sebelum kami berpetualang di Gunung Bromo. Mas Adi ini adalah generasi kesekian dari Roro Anteng dan Joko Seger. Saya tertarik akan sarung yang Mas Adi kenakan, sangat khas dalam motif dan penggunaannya diselempangkan. Inilah kekhasan dari suku Tengger, fungsinya antara lain sebagai pengganti jaket untuk menghalau dinginnya udara Bromo, yang suhunya dingin, kalau malam bisa mencapai 2 derajat celcius.

Dan kisah kami pun dimulai dari sini, dari Tengger untuk menuju puncak kemuliaan.


Bromo sebuah Magnet
Bromo disebut juga dengan tempat kemuliaan, karena di puncak gunung itulah dipercaya bersemayam Dewa Brahma yang menjadi kepercayaan suku Tengger. Nama Bromo pun katanya diambil dari nama Dewa tersebut, Brahma.

Gunung Bromo memang eksotis. Bangganya ada sebuah buku yang menjadi pijakan para traveler seluruh dunia, yaitu Lonely Planet memasukkan Gunung Bromo sebagai salah satu dari gunung api tereksotis di dunia, karena memang banyak hal yang eksotis disini. Jadi tidak heran jika Bromo menjadi magnet para wisatawan mancanegara untuk berkunjung kesini. Dan kami pun sudah tertarik oleh magnet itu.


Bukit Mentigen dan Keindahan Mentari Terbit yang Mendunia

Ada beberapa  spot terbaik untuk menikmati keindahan Matahari Bromo; Gunung (bukit) Pananjakan 1, Gunung Pananjakan 2 (Oh ya Bromo memang dikelilingi rangkaian pegunungan/bukit) atau di atas Gunung Bromonya sendiri. Namun kami punya tempat sendiri , tentunya atas saran Mas Adi yang lebih mengetahui tempat ini, untuk menyaksikan mentari terbit di Bukit Mentigen.

Bukit Mentigen ini tidak begitu terkenal oleh para turis, tapi kenapa kami kesini, alasan Mas Adi adalah karena ini bulan Oktober dan matahari selalu berevolusi, jadi kemungkinan saat matahari terbit tidak terlihat jelas dari pananjakan 1 maupun 2. Tidak mau kecewa karena tidak melihat keindahan mentari yang memesona, kamipun setuju usul Mas Adi. Selain itu untuk ke Bukit Mentigen kita tidak harus sewa Jeep karena jaraknya yang dekat dengan penginapan, jadi bisa menghemat uang untuk sewa jeep (itu penting kan)

Brrrrr, meskipun kedinginan tapi inilah yang tersaji di depan mata. Bukit ini memang sepi dari turis, tapi mungkin maksudnya turis Indonesia, karena kebanyakan mereka mungkin memilih ke Pananjakan1 atau 2. Tapi disini ternyata 80 % adalah turis mancanegara, berasa di luar negeri jadinya. Tuh kan orang luar aja bela-belain untuk kesini, sekedar melihat mentari, eh tidak sekedar mentari sih, tapi mentari dan lembayungnya yang sangat indah dengan momen saat detik-detik matahari terbit yang tidak akan terlupakan.


80% turis asing
matahari ini sudah sangat terkenal sampai manca negara
kita dan matahari





Berpetualang di Pasir Berbisik
“Ayo turun!” Begitu perintah Mas Adi pada kami yang masih asik foto-foto.

Matahari memang mulai meninggi dan saatnya menuruni Bukit Mentigen untuk menuju puncak Bromo. Ada banyak pilihan untuk menuju tempat terakhir sebelum menanjak ke puncak gunung, dengan menggunakan jeep yang harga sewanya berkisar antara 300 ribu-400 ribu, naik kuda dengan sewa 50 ribu-100 ribu dan inilah cara kami untuk kesana yaitu tetap jalan kaki, eng ing eng.


naik kuda hanya 10 ribu
Murah kan, berminat? bisa kontak saya :). Eit tapi kuda ini disewa hanya untuk keperluan narsis foto. Bapak pemilik kuda mengiyakan saja ketika kami bilang mau berfoto dengan kudanya. Berenam bergantian menaiki kuda dan foto. Tidak tega untuk tidak memberikan apa-apa pada si Bapak, kami pun memberikan uang 10 ribu untuk 6 kali foto.

Dengan Mas Adi yang menjadi penunjuk arah segalanya menjadi lebih mudah, seru, dan menantang. Dan sekarang kami harus menuruni bukit Mentigen yang lumayan curam, karena kemiringannya dan tidak ada pijakan dan pegangan, semuanya hampir hamparan pasir, ditambah kami ke tempat ini beberapa bulan setelah Gunung Bromo mengalami Erupsi.

Beberapa kali saya terjatuh, menuruni bukit berpasir memang tidak mudah.

“Turun pakai tumit!,” teriak Mas Adi yang sudah sampai di bawah. Sesaat saya mikir tumit itu yang mana. Dan kembali saya terjatuh sampai akhirnya saya berada di bawah.

Baru saya ‘ngeh’ kalau tumit itu di pangkal telapak kaki saat sudah sampai, fungsinya untuk mengerem pergerakan kaki yang meluncur di pasir agar tidak terjatuh. 
seperti inilah kami menuruni Bukit Mentigen

pasir berbisik
mas Adi sedang menjelaskan apa yang ada di depan mata









Gunung Batok juga punya kisahnya sendiri


Menurut legenda, gunung ini ada hubunganya juga dengan Roro Anteng, ibu dari suku Tengger. Karena kecantikannya Roro Anteng ditaksir oleh raksasa, namun karena Roro Anteng sudah lebih dahulu mencintai Joko Seger, maka Roro Anteng mengajukan syarat untuk dibuatkan laut di tengah gunung dalam waktu satu malam. Raksaksa setuju dan menggali dengan bantuan batok. Namun dengan segala kecerdikannya Roro Anteng berusaha mencegah agar pekerjaan raksasa agar tidak selesai dengan membuat ayam jantan berkokok. Dan hasilnya Raksasa mengira bahwa hari sudah pagi. Raksasa marah karena tidak berhasil dan menendang Batok hingga jatuhnya tertelungkup, sehingga menjadi gunung Batok ini. Mirip nggak ya, mau percaya atau tidak namanya juga legenda yang beredar di Tengger.

Kalau itu kan legenda, namun ilmiahnya dan menurut penelitian, banyaknya gunung di Pegunungan Tengger adalah karena himpitan dua gunung besar yang ada sebelum pegunungan ini, yang kemudian mengalami letusan besar yang mengakibatkan terbentuknya kaldera, kemudian bermunculan gunung-gunung baru karena aktivitas magma yang berkelanjutan.

Gunung Beranak Tangga





Akhirnya kami pun sampai pada keramaian, sudah terlihat Gunung Bromo yang tingginya 2.329 diatas permukaan laut. Kok kelihatannya pendek ya? Karena ketinggian itu dihitung dari permukaan laut, sedangkan tempat kami berpijak saat ini saja sudah tinggi.

"Ayo hitung berapa anak tangganya?" kata Mas Adi.

"Ini gunung yang aneh tidak akan pernah ada yang menyebutkan sama berapa jumlah anak tangganya. Ada yang bilang 251, 252, 253, 254, 255. Kalau kamu naik dua kali juga tidak akan sama hitungan anak tangganya," lanjut Mas Adi lagi dengan senyum-senyum.

Penasaran dengan kata-kata Mas Adi, kami pun masing-masing menghitung, dan hasilnya adalah, lupa menghitung, karena penuhnya gunung Bromo saat itu.

Salah satu keunikan Gunung Bromo adalah adanya anak tangga ini, dibuat untuk memudahkan dilaksanakannya upacara Kesada.

Eksotisnya Kawah Bromo
kawahnya aman, sedang tidak bergejolak
Ke dalam inilah suku Tengger melarung hasil buminya pada upacara Kesada, persembahan pada Dewa dengan maksud agar desa Tengger selalu aman dan damai.

Sampai diatas sini, Mas Adi berpesan, agar kita jangan bicara yang aneh-aneh. Karena setiap perkataan pasti dikabulkan. Jadi bicara yang baik-baik saja disini.

Satu-satunya Pura di Padang Pasir yang ada di Dunia






Sepertinya ia deh, ini adalah satu-satunya Pura yang ada di Padang Pasir, karena Gurun Sahara yang terluas di dunia saja tidak terdapat pura di atasnya :).  Satu hal lagi yang membuat Bromo unik. 


Pura ini bernama Pura Luhur Poten dibangun baru pada tahun 2000. Tidak hanya masyarakat Tengger yang beribadah disini, terutama ketika upacara Kesada. Waktu saya dekat sana ada warga Bali pun yang tengah beribadah disini.

Kisah Kita
Inilah kisah kita, termasuk kamu juga nggak ya, hehe. Ini adalah kisah saya dan lima orang teman. Kami berasal dari berbagai daerah berbeda, kenalan lewat dunia maya demi untuk melihat unik dan eksotisnya Bromo. Hanya berbekal nomor telepon, tanpa ada foto karena di facebook banyak yang PP nya bukan foto pribadi, akhirnya kami bertemu dengan suasana yang hangat, eh awalnya membingungkan saat harus mengenali satu sama lain. Kemudian mencair, berpetualang bersama, dan membuat kisah bersama.

Terkadang yang selalu dikenang dalam sebuah perjalanan adalah bukan hanya keindahannya, tapi dengan siapa kita bepergian dan menikmatinya, dan bagaimana cara kita memaknainya. Mungkin kalau saya boleh membuat mitos sendiri, datanglah ke Gunung Bromo, maka kamu akan menemukan persahabatan disani.

Inilah kisah kami, tapi kamu pun bisa membuat kisah sendiri disini, di keindahan Bromo, keindahan Indonesia. Karena kita cinta Bromo dan cinta Indonesia.

Semeru pun terlihat di kejauhan diantara pegunungan Tengger. Kami pun berjanji untuk kembali bersama mengarunginya, atap tertinggi di Pulau Jawa.

janji ya kita ke semeru bareng
kami ditambah Mas Adi dan driver  yang seru abis
Keindahan yang patut dikenang untuk kalian; Era (cepu), Susi (Lampung), Jhontiz (Magelang), Syamsudin (Surabaya), Ilham (Semarang), dan saya (Jakarta)

Selalu merindukan kalian!


 
Copyright © -2012 Alamat Senja All Rights Reserved | Template Design by Favorite Blogger Templates | Blogger Tips and Tricks