Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email

Be My Ainun

Senin, 10 Desember 2012


Apa rasanya ketika ada seseorang yang memberikan mawar dengan kartu yang ketika dibuka bertuliskan “Be my Ainun”
***
Ini adalah kisah tentang apa yang terjadi bila kau menemukan belahan hatimu. Kisah tentang cinta pertama dan cinta terakhir. Kisah tentang presiden ketiga Indonesia dan ibu Negara. Kisah tentang Habibie dan Ainun.

Rudy Habibie seorang jenius ahli pesawat terbang yang punya mimpi besar, berbakti kepada bangsa Indonesia dengan membuat truk terbang untuk menyatukan Indonesia. Sedangkan Ainun adalah seorang dokter muda cerdas yang dengan jalur karir terbuka lebar untuknya.

Pada tahun 1962, dua kawan SMP ini bertemu lagi di Bandung. Habibie jatuh cinta seketika pada Ainun yang baginya semanis gula. Tapi Ainun, dia tak hanya jatuh cinta, dia iman pada visi dan mimpi Habibie. Mereka menikah dan terbang ke Jerman.

Punya mimpi tak akan pernah mudah. Habibie dan Ainun tahu itu. Cinta mereka terbangun dalam perjalanan mewujudkan mimpi. Dinginnya salju Jerman, pengorbanan, rasa sakit, kesendirian serta godaan harta dan kuasa saat mereka kembali ke Indonesia mengiringi perjalanan hidup dua menjadi satu.

Bagi Habibie, Ainun adalah segalanya. Ainun adalah mata untuk melihat hidupnya. Bagi Ainun, Habibie adalah segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya. Namun setiap kisah mempunyai akhir, setiap mimpi mempunyai batas.
Kemudian pada satu titik, dua belahan jiwa ini tersadar. Apakah cinta mereka akan bisa terus abadi?

***
Itu adalah penggalan sinopsis sebuah film yang diangkat dari buku berjudul Habibie & Ainun. Buku tersebut ditulis sendiri oleh Eyang Habibie (cie pakai Eyang) yang menceritakan tentang kisah pribadinya dengan istri tercinta. Begitu terbit buku tersebut langsung laris manis diburu pembaca yang ingin tahu tentang kisah mereka sehingga sampai sekarang pun banyak yang belum kedapatan membeli buku ini, termasuk saya.

Ya, pusat perhatian saat itu memang tengah tertuju pada Presiden ketiga Indonesia itu, betapa kesetiaan terlihat jelas, pada saat sang istri sakit dan terus berada di samping sang istri hingga detik-detik terakhir menjelang wafatnya. Kesedihan pun tergambar jelas di wajah Eyang Habibie saat sang istri benar-benar meninggalkannya untuk selamanya menghadap keharibaan Ilahi. Inilah yang semua ingin tahu bagaimana kisah kesetiaan itu sebenarnya.

Menurut penuturan Eyang Habibie sendiri,  bahwa buku tersebut ditulis bukan untuk dibaca, melainkani ditulis untuk keluar dari masalah. Karena setelah sang istri meninggal beliau hanyut dan tenggelam dalam kesedihan. Kesedihan itu memengaruhi sistem dari tubuh manusia. Menurut statistis, kalau tidak hati-hati, yang bersangkutan bisa ikut dengan yang ditinggalkan.
Tidak seperti kebanyakan orang saat ini begitu ditinggalkan pasangan atau sekedar diputuskan cintanya lalu bertekad untuk bunuh diri dan berkata “How do I live without you”

Eyang memberikan inspirasi pada kita semua bahwa kehilangan seseorang yang dicintainya bukan membuat kita haus stuck, tapi harus membuat kita tetap semangat hidup dan terus memberikan arti pada hidup yang sudah dianugerahkan Allah SWT, dan itu tidak mudah.
Bunga tersebut saya dapatkan saat menghadiri acara Meet n greet dengan Reza Rahadian, pemeran Habibie di film tersebut, juga dengan Inneke Koesherawaty sebagai brand ambassador wardah yang menjadi sponsor film tersebut.

Acara tersebut juga sebagai launching ‘Tribute to Love and Life’ yang jika kita share di aplikasi Tribute to Love and Life di facebook Wardah, maka turut menyumbangkan Rp 10.000,- untuk Yayasan Ainun (yayasan untuk bank mata)  selama periode 9 Desember 2012 sampai 9 Januari 2013.

Filmnya sendiri akan tayang serentak pada tanggal 20 Desember 2012. Benar-benar tidak bisa dilewatkan film yang satu ini.

So, rasanya bahagia sekali jika pasanganmu mengucapkan kalimat Be my Ainun…. Karena intinya dia mau kamu menjadi satu-satunya orang yang menamaninya hingga akhir hayat.



PUISI HABIBIE (tanpa judul)
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.  Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada, aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.c
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan,

0 komentar:

 
Copyright © -2012 Alamat Senja All Rights Reserved | Template Design by Favorite Blogger Templates | Blogger Tips and Tricks