Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email

Berburu Batik Madura

Rabu, 19 Desember 2012

Jam sih baru menunjukkan pukul 6 sore, tapi rasanya seperti sudah lewat tengah malam. Sepi sekali saat saya dan seorang teman keluar dari Masjid Agung Bangkalan, Madura sehabis Maghrib.

Rencananya, kami mau mencari batik-batik khas madura, selain memang jalan-jalan ke Madura.  namun Masjid ini membuat kami betah sejak Ashar sampai Maghrib tiba. Akibatnya toko-toko batik yang berjejer di depan masjid Agung tersebut sudah tutup. 

Aneh juga sih pikir kami, mungkin memang tradisi masyarakat ini. Pantas jalanan sudah sepi karena sudah jarang aktivitas, toko-toko pun banyak yang tutup. Lumayan kecewa tapi mau bagaimana lagi.

Akhirnya kami menyetop sebuah colt yang akan mengantarkan kami kembali ke Surabaya, melewati jembatan Suramadu, Oh ya sebelumnya menuju Bangkalan ini kami menaiki fery dari Surabaya, dan Bangkalan adalah daerah terdekat yang dicapai.

Dalam colt, saya bertanya-tanya pada supir. Ini kali pertama saya ke Madura, begitu juga teman saya yang dari Lampung, tidak tahu jalan sama sekali. Saya pun mengatakan kalau sebenarnya ingin membeli batik Madura untuk oleh-oleh, namun sayangnya toko sudah tutup. Beruntung Pak supir bersedia mengantarkan kami ke toko batik yang lain, karena saat itu penumpang tinggal kami berdua.

Sempat berpikir juga sih untuk menerima atau tidak tawaran Pak Supir, mengingat kami cuma 2 orang perempuan-perempuan dan tidak tahu jalan. Tapi kelihatannya Pak supirnya ini baik, maka tawarannya pun kami iyakan.

"Mudah-mudahan masih buka ya," kata Pak Supir, dan saya pun mengaminkan. Padahal sih maunya juga diantarkan ke pengrajin batiknya sekalian sambil melihat proses pembuatan batik Madura, dan pak supir mengatakan kalau di jam ini sih pekerjanya sudah tidak ada.

Ternyata doa kami dikabulkan, masih ada toko batik yang buka, dan mulailah berburu batik. Disini kami melihat motif batik yang berbeda dari yang pernah saya temui di Jogja atau Cirebon. Motif batik Madura seperti serat-serat kayu, dan warnanya didominasi warna cerah, ngejreng khas batik pesisir. O jadi tambah ilmu saya tentang Batik Indonesia, jadi tidak hanya memakai tapi tau ciri khas batik masing-masing daerah. 

bapak supir colt dan batik Madura

Kebanyakan yang dijual disini adalah kain-kain batik (yang belum dibuat baju) batik cap dan batik tulis, atau kombinasi keduanya. Harganya pun bervariasi, kalau batik cap dijual ditawarkan seharga 35 ribu rupiah, dan batik tulis ditawarkan seharga 120 ribu rupiah.

Duuh seru juga, berburu batik sampai Madura melewati laut dan pulangnya nanti melewati jembatan terpanjang di Indonesia, Suramadu.

Dari sini kami dapat informasi kalau mau ke sentra pembuatan batik Madura, ada di daerah Tanjung Bumi, namun harus pagi kesananya. Wah di lain hari saya pasti kesana untuk melihat proses pembuatan Batik Madura dan menanyakan lebih jauh tentang arti dari motif-motif Batik Madura.

I LOVE TRAVELLING, I LOVE BATIK N I LOVE INDONESIA

0 komentar:

 
Copyright © -2012 Alamat Senja All Rights Reserved | Template Design by Favorite Blogger Templates | Blogger Tips and Tricks